#AntarkanKebaikan Bersama Paxel

Hari Kamis, 22 November 2018 lalu, aku menghadiri undangan Blogger Gathering bersama Paxel. Berlokasi di Hans Kopi, Jalan Veteran No. 10, Semarang. Aku sih, sudah beberapa kali membacanya di blog teman-teman. Makanya aku penasaran sekali ingin mengenal tentang Paxel lebih lanjut. 

Tuh, seru kan, acaranya? Di sini, kita mendapatkan pengetahuan tentang kisah di balik terbentuknya Paxel, sistem pengirimannya, branding-nya dan jenis-jenis layanan yang disediakan. Terasa banget lho, bahwa Paxel tidak hanya dijalankan secara teknis namun juga ada spirit kebaikan di dalamnya.

Selain itu, kita juga berkenalan dengan beberapa mitra Paxel seperti Omiyago, Kolase dan Rumah Harapan Indonesia.

Omiyago adalah sebuah tempat bagi kita untuk bisa mendapatkan dan mengirimkan makanan serta minuman oleh-oleh khas dari seluruh penjuru Nusantara. Kami mendapat sampel produk juga dari Omiyago yang berupa 3 jenis camilan dan satu teh celup. Semuanya enak banget di lidah!

Kolase adalah wadah bertemunya para seniman dengan penikmat seni bahkan penyandang dana. Sehingga karya-karya mereka bisa diusung dan dipublikasikan.

Rumah Harapan Indonesia adalah tempat singgah sementara bagi anak-anak yang sedang menjalani pengobatan di Jakarta. Di sini, selain menjalani terapi, anak-anak juga bermain dan belajar. 

Berkesan sekali acara Blogger Gathering kali ini. Terimakasih untuk seluruh jajaran pemateri dan panitia yang telah menularkan inspirasi agar senantiasa #AntarkanKebaikan bersama Paxel.

Mengenal Lebih Dalam tentang Paxel

Tahukah kamu apakah Paxel itu? Paxel adalah ekspedisi yang menyediakan jasa pengiriman paket dengan memfokuskan diri pada Sameday Delivery. Ini adalah jenis pengiriman idaman generasi masa kini yang membutuhkan serba cepat. Apa lagi kalau itu berupa frozen food. Iya, kan?

Kok tahu kalau kiriman Sameday Service itu yang paling diminati saat ini? Tahu, dong! Berdasarkan pengalaman Bapak Djauhari Zain, pendiri jasa logistik JNE dan sekarang masih menjabat di kursi komisarisnya. 

Selain itu, sudah diadakan survei pula pada sejumlah koresponden yang akrab dengan aktivitas kirim paket ini. Dan ternyata, begini hasilnya:

Jadi, kebanyakan kita itu inginnya bisa kirim paket dengan harga murah dan flat. Bagian terbesar kedua, ternyata masih bersedia membayar lebih mahal asal cepat sampai. Yang penting juga, paketnya jelas dan bisa dilacak keberadaannya. Berdasarkan survei ini, diramulah konsep Paxel.

Nilai lebih yang ditawarkan Paxel adalah:

• Tidak ada pembatalan
• Bebas memilih waktu pengambilan dan penerimaan paket
• Harga flat
• Tidak ada batas jarak
• Jaminan uang kembali
• Asuransi gratis hingga 10 juta Rupiah 

Jika paket sudah diterima dan disetujui oleh Sang Happiness Hero (sebutan untuk Om Kurirnya Paxel), maka pengiriman tidak akan ada pembatalan di tengah jalan. Jadi, tak perlu waswas, ya. Paxel akan berusaha untuk mengantarkan paket tiba di tempat dengan tepat waktu.

Kendali sepenuhnya di tangan kita. Kita bisa meminta jam berapa paket diambil dan diantar ke tujuan. Sehingga bisa dipastikan paket ditangani oleh pihak yang memang bersangkutan dan sampai dengan selamat.

Kalau kamu penasaran, berapa sih, harga flat yang dikenakan oleh Paxel. Gambar di atas adalah jawabannya. Tidak peduli seberapa jauhnya. Harga yang sama berlaku selama masih berada dalam wilayah yang tercakup oleh Paxel. Perbedaan harga hanya berdasarkan ukuran paket.

 

Jika terjadi keterlambatan, maka biaya pengiriman akan langsung dikembalikan kepada kita berupa saldo dalam aplikasi. Jika paket mengalami kerusakan atau kehilangan, maka akan diganti senilai harga barang yang dikirim hingga 10 juta Rupiah. Tanpa pertanyaan apa pun!

Nah, mupeng kan, ingin menikmati layanan Paxel? Belum ada di kotamu? Tenang! Paxel terus berusaha mengembangkan jumlah cabangnya. Coba intip apakah kotamu termasuk daftar 20 kota yang ditargetkan hingga pertengahan 2019 nanti?

Ke depannya, Paxel akan terus berusaha untuk menekan biaya pengiriman dengan sistem loker. Saat ini, alur yang dijalankan adalah yang di baris pertama. Jika jumlah loker sudah memadai, maka skenario di baris-baris selanjutnya akan dapat dijalankan.

Biaya pengiriman bisa sangat ditekan karena masyarakat dapat menitipkan dan mengambil sendiri paketnya di kotak loker di sekitarnya. Jadi, mirip dengan mesin ATM. Di mana kita bisa lebih mudah bertransaksi dan menggunakan jasa bank tanpa harus ke kantornya.

Pengalamanku Menggunakan Jasa Paxel

Pertama kali aku merasakan pengalaman bersama Paxel itu secara tidak sengaja, lho. Jadi sebenarnya aku sedang order ke Omiyago. Memang aku sudah cukup lama mengenal situs oleh-oleh satu ini. Aku bahkan sudah pernah menyinggungnya dalam 2 artikelku:

Serupa Tapi Tak Sama, Berbeda Namun Satu Jua

Berjalan-Jalan Dahulu, Beroleh-Oleh Kemudian. Harus, Gitu?

Perasaan sih, aku memilih layanan pengiriman JNE YES di situsnya. Namun suatu pagi, aku mendapatkan SMS begini:

Lho? Kok Paxel yang mengirim paket? Lalu aku ingat temanku pernah bilang bahwa Pak Djauhari, pendiri JNE, memang sedang mengembangkan Paxel ini. Wah, jadi penasaran dong, ingin tahu sehebat apa ekspedisi ini dibandingkan jasa pengiriman yang sudah ada.

Sorenya, Sang Hero pun datang. Benar, lho! Dari pagi sampai sore itu artinya cuma 6 jam! Anak-anak pun antusias berebutan ingin menerima paket karena melihat kostum Sang Hero yang semarak warnanya. Cekrek! Difoto, deh!

Berikutnya, baru aku mendapat undangan acara Blogger Gathering di atas. Aku disarankan untuk mencoba sendiri aplikasi Paxel. Unduh aplikasinya, buat akunnya dan masukkan kode referal yang diberikan. Dapat saldo gratis deh, 100.000 Rupiah! Yeay!

Kebetulan aku mau membeli bola voli untuk anakku, nih. Jadi aku menyampaikan pada penjualnya bahwa barangnya nanti akan diambil oleh Paxel. 

Nah, kalau kamu ingin tahu bagaimana cara ordernya, alur pengirimannya akan seperti gambar di atas. Pertama, kita membuat pengiriman dengan melengkapi data pengirim, penerima dan paket ke kolom yang berkaitan. 

Setelah berhasil, aku memberitahu penjualnya kapan barang akan diambil Sang Hero. Waktu pengambilan ini bisa diatur sesuai kebutuhan kita, ya. 

Selanjutnya, salah satu Hero nun jauh di sana akan menerima order kita. And then The Hero comes along menuju lokasi pengambilan barang. Kisaran waktunya hanya 2 jam kok, untuk menunggu. Jadi, misalnya di orderku. Disebutkan bahwa waktu pengambilannya antara jam 4-6 sore.

Setibanya Hero sampai di tempat pengambilan paket, Hero akan memeriksa paketnya. Apakah barang yang dikirim bisa dikirim dalam 8 jam perjalanan? Apakah bungkusnya aman? Hero akan membungkus ulang paket kita jika dianggap terlalu rentan. Gratis untuk saat ini!

Kemudian, paket kita akan dibawa Hero dan ditempatkan di loker tujuan. Berhubung paket diambil setelah jam 3 sore, maka baru akan tiba keesokan harinya. Semua jalan cerita di atas, terekam dalam aplikasi seperti ini. Bacanya dari bawah ke atas, ya.

Mantap, kan? Kalau diperhatikan, Hero terlambat untuk menerima orderku, ya? Apa iya otomatis ada pengembalian dana? Ternyata betul, lho. Saldoku bertambah sejumlah separuh ongkos kirimnya. Karena memang keterlambatan hanya saat mengambil barang.

Waktu mengirim barang ke sini, bagaimana? Wah, heboh sekali! Sepagi itu setidaknya ada 3 Hero yang berturut-turut menghubungiku. Akunya juga sih, yang nggak standby di dekat ponsel. Mana di-silent, lagi. Jadi nggak tahu kalau ada telepon masuk. 

Begitu ingat jam itu adalah waktunya Hero mengirim barang, baru deh, aku menengok ponselku dan membalas salah satu nomor Hero yang menghubungiku. Tak sampai setengah jam, Hero pun sudah sampai mengantarkan paket. Nongkrong di Pos Kamling sebelah kali, ya? Cepat gitu? 

Di sini, Hero akan meminta tandatangan penerima dan memotret penerima paket sebagai laporan yang bisa kita lihat di aplikasi.

Pokoknya, aku puas sekali dengan layanan Paxel ini. Sekarang, jadi suka memakainya untuk mengirim dan menerima barang. Kamu mau juga? Langsung saja unduh aplikasinya, ya. Masukkan kode referal: faridapane dan dapatkan saldo gratis 100.000 Rupiah juga sepertiku!

Selamat #AntarkanKebaikan bersama Paxel!