Ini Cerita Bilqis

Berikut ini adalah deskripsi tentang Bilqis, Si Ketiga. Salah satu yang harus disertakan saat mendaftar ke sebuah sekolah alam. Kupikir, lucu juga kalau sekalian aku posting dalam artikel seperti ini. Doakan Bilqis mendapatkan tempat belajar yang sesuai untuknya, ya.

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh,

Perkenalkan, namaku Bilqis. Ya, Bilqis saja. Namaku memang singkat, namun maknanya sangat panjang. Kata Umi, Bilqis itu nama seorang ratu yang cantik, pintar dan kaya. Yang akhirnya beriman dan menikah dengan Nabi Sulaiman alaihissalam. Namaku diberikan oleh Om karena katanya aku bayi yang cantik.

Oya, saat aku masih dalam kandungan, aku tidak rewel. Umi tidak sering mengalami mual atau kepayahan. Aku juga suka makan apa saja, terutama yang manis-manis. Mungkin karena itu, walau aku lahir di usia 34 minggu, beratku sudah 3,4 kg dengan panjang 51 cm. Aku adalah bayi terbesar yang dilahirkan Umi.

Setelah lahir, aku mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan untuk kemudian mulai mengenal MPASI. Aku suka apa pun menu yang diberikan Umi. Umi selalu memberikan menu padat gizi dari bahan alami yang lezat. Aku masih terus ASI hingga usia 3 tahun 2 bulan.

Sampai sekarang, aku sangat tertarik dengan makanan sehat. Kalau ada yang bilang bahwa suatu makanan itu sehat, maka aku ingin mencobanya dan berusaha menyukainya. Karena itu, aku sangat suka buah-buahan terutama anggur, apel, semangka, jeruk, durian… Lho, kok banyak?

Sebenarnya, saat usia 2 tahun lebih, aku sudah memiliki adik. Namun aku belum mau lepas dari ASI. Jadi, aku minum ASI bersama adik sejak dia dalam kandungan hingga berusia 5 bulan. Semua kakak dan adikku lepas ASI saat usianya lebih dari 2 tahun. Karena Umi tidak tega langsung menyetop ASI.

Tumbuh kembangku normal saja sesuai dengan panduan. Sejak awal, yang paling tampak dariku adalah bakat di bidang motorik kasar. Sejak bisa berjalan di usia 1 tahun, aku tidak pernah berhenti menjelajah dunia. Aku suka memanjat, berlari dan bergelantungan.

Baca juga: Ini Cara Efektif Mendukung Belajar Anak Bertipe Kinestetik

Aku juga sangat suka jalan-jalan. Abi dan Umi sering mengajakku berjalan-jalan ke tempat bermain atau alam bebas. Aku sangat suka berkemah. Dulu, rumah kami memiliki halaman luas yang diberi alat bermain buatan Abi. Ada ayunan, gantolan, titian tali dll. 

Baca juga: Halamanku, Wahana Aman dan Nyamanku untuk Bermain dan Belajar.

Kini, aku hanya bisa bermain ke tanah lapang di dekat rumah jika aku ingin. Di rumah, Abi menyediakan pijakan-pijakan untuk panjat dinding. Sayangnya, pijakan-pijakan itu dipasang terlalu rendah dan rapat. Sehingga tidak menantang. Aku hanya perlu melangkah sekali untuk bisa sampai puncak.

Selain itu, aku sangat gemar berenang. Aku suka jalan-jalan ke tempat yang ada tempat bermain airnya. Kolam renang, sungai, danau, air terjun, air mancur dll. 

Secara alami, di usia 3 tahun, aku langsung bisa terapung saat pertama kali masuk ke kolam renang dan terlentang di dalamnya. Aku juga sempat les berenang. Kemampuanku menahan nafas, menyelam dan mengayuh kaki cukup terasah di sana. Pelatihku adalah tentara yang sangat paham teknik berenang.

Aku baru tertarik mencoret-coret di usia 4 tahun. Awalnya garis, lalu lingkaran dan kemudian paduan dari macam-macam bentuk. Tadinya aku lebih suka menggambar sketsa saja dengan pensil/pulpen. Aku tidak tertarik mewarnai. Sejak usia 3 tahun, aku hanya mengenal 2 warna, kuning dan bukan kuning.

Namun, 2 minggu kemudian, baru aku mau mewarnainya dengan krayon. Sejak itu, aku jadi suka mewarnai. Menurutku, menggambar dan mewarnai itu sangat seru. Pelan-pelan, aku mulai mengenal banyak nama warna. Aku mencoba berbagai alat mewarnai. Spidol, pensil warna, cat air, cat akrilik dll. 

Hingga kini, menggambar dan mewarnai menjadi hobi utamaku. Aku sering menggambar di kertas maupun di komputer. Aku paling suka menggambar pelangi dan bunga.

Baca juga: Merekam Jejak Memori, Mengasah Cita dan Cinta.

Kalau soal membaca dan menulis, aku memang agak lambat. Di usia 8 tahun lebih sekarang ini, aku belum lancar membaca. Aku bisa menulis, namun tidak rapi dan kadang hurufnya masih terbalik. Sebenarnya aku sudah pernah bisa mulai membaca di usia 6 tahun. Tapi aku mudah lupa dan lelah kalau membaca.

Untuk berhitung, tadinya juga sedikit terlambat. Aku baru mengenal angka, bisa menyebutkan angka secara berurutan dan berhitung di usia 7 tahun. Namun sekarang, aku bisa berhitung hingga angka ratusan. Aku juga pandai menjumlah dan mengurangi bilangan walau kadang masih salah.

Baca juga: Disleksia Hanyalah Satu dari Banyak Bakatmu, Nak.

Aku ingin bersekolah karena aku ingin belajar walaupun tidak bisa membaca dan sedikit bisa menulis. Aku ingin dibolehkan menggambar dan mewarnai agar saat besar nanti aku bisa membuat gambar-gambar yang bagus.

Sekolah alam sangat asyik karena mirip seperti di tengah alam. Di sini ada tempat bermain dan banyak tangga. Aku juga sangat suka berteman. Tapi aku lebih suka berteman dengan perempuan daripada laki-laki. Karena laki-laki biasanya kesukaannya berbeda denganku.

Cita-citaku ada 5, yaitu: menjadi dokter. bidadari surga, ratu, pemadam kebakaran dan ahli menggambar serta mewarnai. Karena aku suka menolong orang dan masuk surga. Saat di dunia, aku ingin menjadi perempuan yang cantik, kaya, pintar dan pandai menggambar serta mewarnai.

Itulah cerita tentang aku, Bilqis. Cerita ini aku sampaikan sendiri sambil diketikkan oleh Umi. Karena aku suka bercerita tapi belum bisa mengetik.