Akhir bulan kemarin, aku beruntung sekali karena mendapat kesempatan untuk belajar vlog dengan Mas Thomas Herda sebagai pematerinya. Ada yang kenal, Mas Thomas Herda ini siapa? Beliau adalah seorang pembuat konten Youtube yang nyambi jadi Produser Senior di Net Mediatama.
Ealah, jadi produser di Net TV, kok dibilang sampingan? Memangnya dari Youtube itu bisa mendapat penghasilan lebih besar, ya? Menurut pengakuan Mas Thomas Herda sih, iya. Beliau bisa mendapatkan penghasilan senilai harga satu mobil sebulan. Wow!
Sebelumnya, aku pernah belajar vlog juga, sih. Jadi ilmu yang kudapat bisa melengkapi apa yang sudah aku miliki sebelumnya. Silakan intip materi belajar vlog sebelumnya ya, dalam artikel: Smartphone Videography Workshop Plus di Batik Semarang 16.
Nah, jika kamu berminat untuk serius belajar vlog, maka kamu perlu baca terus artikelku ini biar ikut kecipratan ilmunya, ya. Jangan sampai kalah sama anak kecil. Sekarang di kotaku ada kelas sinematografi buat anak lho, di kotaku Semarang.
Memang menurut Mas Thomas Herda, membuat tontonan di era sekarang itu lebih susah dibanding dulu. Berhubung penonton memiliki banyak pilihan. Saingan pun segudang.
Karakteristik penonton bisa dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu:
- Santai: menonton dalam posisi, waktu dan suasana yang santai. Retensinya tinggi, namun fokusnya rendah
- Serius: menonton dengan tujuan belajar, riset, mencari info dll. Retensinya rendah, namun fokusnya tinggi.
Kita mau membidik penonton yang mana? Sebelum pusing dengan berbagai ukuran monetisasi sebuah video, mending kita lebih dulu menyiapkan konten video yang bagus. Soal penghasilan itu, nanti akan mengikuti dan caranya bisa dipelajari sambil jalan.
Riset Konten
Ini adalah tahap yang penting sebelum membuat sebuah video. Langkah yang perlu kita lakukan terlebih dulu adalah:
- menentukan tema
- memilih satu masalah
Tema video bisa kita sesuaikan dengan niche yang kita pilih. Misalnya: tema keluarga, kuliner, jalan-jalan, barang elektronik dll. Kemudian, kita mengangkat satu masalah dari tugas yang kita terima untuk disesuaikan dengan niche kita.
Kalau sudah punya bayangan mau membuat konten apa, mulai tuangkan rancangannya dalam bentuk story line, yaitu:
naskah cerita lengkap yang menggambarkan urutan elemen-elemen sinematografi secara rinci, mencakup: pengambilan gambar, suara latar, dialog, narasi, efek, transisi dll.
Jadi, di dalamnya sudah harus tergambar nanti kita mau mengambil gambar apa saja, mau diisi dengan suara latar apa, mau bicara di belakang atau di depan kamera, mau wawancara siapa, mau ditambahkan teks narasi di video atau voice over, pas bagian gambar ini diberi efek apa dll.
Supaya lebih jelas, story line bisa dituangkan kembali dalam bentuk story board. Sebenarnya, keduanya ini sama fungsinya, hanya beda penampakan. Kalau story line itu berupa uraian teks, maka story board berupa gambar demi gambar yang akan diambil berikut rincian audio visualnya.
Harapannya, dari mengangkat satu masalah dan menggarapnya dengan rinci, kita bisa membuat konten yang bermakna, yaitu: konten yang diingat, berdampak dan memiliki hubungan personal dengan penonton.
Nah, untuk menghasilkan konten yang bermakna, kita bisa mengusahakannya dengan memasukkan:
- kepentingan publik
- info praktis yang bisa langsung diterapkan
- orang-orang yang inspiratif
- keunikan
Agar cerita dapat beresonansi dengan penonton, kita perlu memperkuatnya dengan data dan memverifikasi kebenarannya. Data ini bisa kita kumpulkan dari:
- diri sendiri, misalnya pengetahuan atau koleksi buku kita
- internet
- sumber data terbuka, yang bebas diakses oleh umum
- wawancara pihak terkait atau orang-orang di sekitarnya
Kalau kita terbiasa melakukan semua hal di atas sebelum membuat video, maka kerja kita di lapangan akan lebih terarah dan hemat waktu. Hasilnya pun bisa diharapkan lebih bagus. Hal ini berlaku baik kita membuat video untuk Youtube maupun Instagram.
Baca juga: Ini 5 Hal Penting Jika Ingin Jadi Selebgram.
Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Membuat Story Board
Video Youtube harus menarik perhatian sejak 10 detik pertama! Kalau video Instagram, lebih sadis lagi. Kita cuma punya waktu 3-5 detik untuk merebut minat penonton. Jadi, kita perlu trik nih, agar penonton bersedia menonton video kita sampai selesai. Caranya:
- tampilkan gambar terbaik di awal atau buat teaser
- suguhkan kisah emosional
- gunakan perspektif yang berbeda
- berikan data yang mengejutkan
- fokus pada satu pesan
- jangan mengajukan pertanyaan yang jawabannya hanya ya/tidak
- jangan membacakan data. Data cukup ditampilkan di teks atau voice over
- tampilkan ucapan narasumber hanya 10-20 detik, kecuali benar-benar penting
Jika kita memutuskan untuk tampil di kamera, maka kita harus menyampaikan:
- yang tak terlihat pada gambar
- bukan yang sudah tertulis pada teks
- dengan jelas, langsung dan bermakna
Supaya lebih asyik lagi belajar vlog, yuk sambil menonton video materinya di bawah ini!
Memang, bagaimana pun, konten adalah kunci. Konten yang baik adalah yang digarap dengan konsep yang rapi. Sedangkan masalah tekniknya, bisa menyesuaikan, kok. Masalah alat vlog, misalnya, sebenarnya alat terbaik itu adalah:
- yang sesuai anggaran
- yang sesuai konten
- yang bisa kita gunakan
- yang kita miliki
Mas Thomas Herda saja, sampai menjual kembali kamera besarnya dan mengganti dengan kamera DJI Osmo Pocket yang lebih murah dan enteng dibawa ke mana-mana. Berhubung memang konten video yang biasa Beliau buat ya video keseharian anak-anaknya yang aktif ke sana ke mari.
Jadi, mulai sekarang, optimalkan saja gawai yang ada di tangan, ya. Asah terus kemampuan untuk menyusun konsep dan menerapkan dengan teknik-teknik baru yang terus kita pelajari. Sambil menabung untuk membeli alat baru yang diperlukan. Terus belajar untuk menjadi kreatif!
Yang gak kita ketahui dari youtuber: ternyata mau bikin video pake konsep. Kita kira tinggal bikin aja video sesuka hati kita.
BalasHapusSharing ilmunya sangat bermanfaat. Semangat ngeblog dan ngevlog
BalasHapusMembuat storyboard memng perlu bangeudh yach, untuk tahu spot gambar yang mau diambil dalam skali take ya..
BalasHapusIlmu yang sangat bermanfaat dan bisa diterapkan biar jadi youtuber handal
BalasHapusWakwaaawww, YoutUber dgn gaji setara 1 mobil sebulan?
BalasHapusGokiill! Ini bisa ditiru banget nih tipsnya
Makasiiii
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Mendalam sekali belajar vlog dan bikin video. Nyatanya perlu banyak pertimbangan dan beberapa hal yg harus di perhatikan. Itu sebab wajar sih para konten kreator cukup 'gerah' dgn video yg asal tapi malah viral dan banyak viewer
BalasHapusternyata bikin video itu ga sesimpel yang dibayangin, kirain tinggal ngebacot depan kamera terus rekam dan upload
BalasHapusiiishh acara keren nih. . kapan ya bisa ikutan kek gini...karena sekarang ngevlog jadi bagian penting dari ngeblog hehe
BalasHapusWah seneng ya dapat ilmu ngvlog, biasanya termotivasi untuk ngvlog sesudahnya. Ayuk segera dipraktekkan sebelum mengendap motivasinya.
BalasHapusAkh pertemuan yang sarat ilmu nih kak. Aku agak kurang nih buat vlognya hahaha makasih infonya ya sangat bermanfaat.
BalasHapusBlog hampir sama dgn ngeblog ya mba hrs punta konten Dan ide YG menarik biar bnyak yg subscribe tapi akubmsh mslu klo ngevlog gk pede Aja mesti bnyk bljar
BalasHapusDuh atuh plisss, sekelas Produser Senior di Net Mediatama dianggap sambilan. Nah aku apa yak.. Wkwk
BalasHapusBtw ini postingannya aku tandain ya mba. Lengkap banget panduannya biar bisa ngasilin konten youtube yang kece
Yeay,, udah dicatat lengkap sama mbak Farida. Makasih mbak, aku bintangin nih catatan ilmunya.
BalasHapusNah iya tuh Diji Osmo Pocket emang bagus sih kalo aku bilang. Dia tuh kecil, segenggaman tangan gitu, jadi pegang itu berasa ga pegang kamera. Orang2 juga pada gak ngeh kalo lagi ngerekam hahah. Bisa ditaro di saku baju juga pasjalan jadi kita ga pegang apa2. Keren banget emang tu diji osmo.
BalasHapusMakasih infonya sangat bermanfaat yang sering ngevlog atau buat pemula jadi youtuber tapi aq blm pede kalo ngevlog
BalasHapusNgevlog sekarang makin hits ya, orang makin suka menikmati vidio vidio karya vlogger. Aku harus belajar nih biar ga kudet
BalasHapusaku nih perlu belajar ngevlog supaya bisa menghasilkan konten yang baik, kapan yah akan digelar juga acara keceh ini di Bengkulu
BalasHapus