Kembali ke kota kelahiran itu seperti menemukan mutiara yang lama hilang. Bahagia sekali! Sebenarnya saat itu aku hanya sebentar tinggal di kota ini. Ibaratnya hanya menumpang lahir saja. Untuk kemudian tumbuh selama kurang lebih 2 tahun dan dibesarkan di kota lain, Surabaya. Tak disangka, sejak 2 bulan lalu aku kembali memasuki kota ini, kota kelahiranku, ibukota provinsi Jawa Tengah.
Percayakah engkau dengan ingatan masa kecil? Sesuatu yang sebenarnya sulit kita ingat tapi seolah terasa begitu akrab dengan kita. Ya, Semarang. Suasananya, orang-orangnya, kulinernya... Semua seperti memang pernah kukenal sebelumnya. Walau secara logika, mana bisa aku memanggil kembali memoriku saat berusia di bawah 2 tahun.
Seperti jajanan yang satu ini. Sejauh aku mengingat, inilah jenis gorengan yang paling aku suka sejak aku sangat kecil. Aku mengenalnya dengan nama tape goreng. Semakin aku besar, aku baru tahu kalau ternyata gorengan yang satu ini memiliki nama khusus, yaitu Rondo Royal.
Mengapa ya, dinamakan Rondo Royal? Konon, hal itu disebabkan oleh tekstur lembut camilan ini. Membuat pemakannya secara tidak sadar akan suka menggoyangkan isi mulutnya ke kanan dan ke kiri saat menikmatinya. Katanya, karakter makanan semacam ini mirip dengan karakter yang biasa dimiliki seorang janda atau rondo dalam Bahasa Jawa.
Lalu mengapa disebut royal? Mungkin saja karena kekayaan tekstur dan rasa yang diberikannya. Ya, Rondo Royal memberikan sensasi lembut di dalam dan renyah di luar. Dengan rasa tape yang merupakan perpaduan manis dan asam, bersatu dengan balutan tepung yang biasanya diberi perasa garam yang gurih. Benar-benar royal!
Belakangan, aku baru tahu kalau ternyata Rondo Royal ini merupakan salah satu Kuliner Jawa Tengah. Tepatnya berasal dari Jepara. Sebuah kebetulan yang manis, ya. Bagaimana sampai makanan favoritku sejak kecil ini ternyata memang berasal dari daerah kelahiranku. Masa lalu rupanya enggan menipu lidahku.
Mengobati rasa rinduku yang sudah lama tak menikmati kudapan ini, maka aku berniat untuk membuatnya sendiri. Apa lagi membaca adanya Lomba Resep Favorit Keluarga yang diadakan oleh Jateng Nyamleng bekerjasama dengan Hanum Publisher, aku jadi semakin bersemangat saja mengeksekusinya. Maka, aku pun memulai proyek ini dengan melibatkan seluruh anggota keluarga.
Sebagaimana kebanyakan makanan, tentu ada banyak versi yang beredar disesuaikan dengan selera dan kebiasaan masing-masing. Untuk Rondo Royal ini, biasanya tepung yang digunakan adalah tepung beras. Namun kali ini aku memilih menggunakan tepung terigu karena bermaksud memprosesnya terlebih dahulu dengan ragi instan agar rasanya lebih menyatu dengan tape yang sama-sama hasil fermentasi.
Demikian juga untuk prosesnya. Ada yang langsung mencampurkan tape dengan tepung dan bahan-bahan yang lain. Namun karena aku bermaksud memberinya isian, maka aku akan memulung tapenya dulu baru memberinya adonan tepung sebagai lapisan luar.
Sebenarnya tanpa isi pun aku sudah senang mencicipinya. Tapi aku yakin, Rondo Royal dengan isian tentu membuat anak-anak lebih tertarik untuk mencobanya. Apa lagi jika isiannya berupa bahan kesukaannya. Cokelat, keju, meises, kismis, kacang, selai dll. Namun agar sensasi tradisionalnya tetap terjaga, aku memilih menggunakan gula merah yang disisir sebagai isian.
Membuat Rondo Royal adalah sebuah momen yang tepat sekali dijadikan ajang spesial mengisi waktu berkualitas bersama anak-anak. Karena mereka bisa belajar banyak hal dari sini. Mulai dari pengetahuan tentang Rondo Royal, bahan-bahannya, ikut berbelanja, menakar, mengolah hingga menikmatinya beramai-ramai.
Tidak akan terasa berat bagi anak-anak untuk berbelanja bahan Rondo Royal ini. Karena semuanya adalah bahan yang biasa kita temui sehari-hari dan mudah didapatkan. Selain itu, jumlah jenis bahannya juga tidak terlalu banyak. Sehingga memudahkan anak untuk mengingat dan memeriksa kembali apakah belanjaannya sudah lengkap.
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat Rondo Royal adalah:
- tape singkong 200 gram
- tepung terigu 6 sdm peres
- gula pasir 1 sdt
- ragi instan 1/2 sdt
- air hangat 6 sdm atau lebih sesuai selera
- garam seujung sdt
- tepung terigu 1 sdm, sebagai pelapis kering
Aku pun mengizinkan anak-anak untuk ikut membantu menakar bahan, menuang, menghaluskan, mencampur dan mengaduk. Karena resep ini sangat sederhana, maka tidak perlu kawatir jika terjadi sedikit kesalahan dalam ukuran dan prosesnya. Akibatnya tidak akan terlalu fatal, kok. Kemungkinan besar hasilnya tetap enak dimakan.
Begini cara membuat Rondo Royal yang sangat mudah. Dimulai dari mempersiapkan adonan pelapis basahnya terlebih dulu.
Sambil menunggu adonan basah terfermentasi dengan baik, kita bisa mengisi waktu dengan mempersiapkan tapenya.
Jika sudah lewat 10 menit dan adonan pelapis basah telah mengembang volumenya dibandingkan sebelumnya, serta tampak berpori-pori bagian dalamnya, maka kita campurkan garam dan aduk rata kembali.
Selanjutnya, kita mulai melapisi bola-bola tape. Dimulai dengan melapisi menggunakan tepung terigu kering, baru dilanjutkan dengan melumurinya menggunakan adonan pelapis basah.
Siapkan minyak goreng yang banyak untuk dipanaskan. Setelah benar-benar mendidih, segera goreng tape yang telah dilapisi hingga terendam dalam minyak. Hal ini untuk mencegah kondisi tape yang lembek akan merusak bentuk jika terlalu lama didiamkan. Angkat gorengan jika telah berwarna kuning kecoklatan.
Sebenarnya, dinikmati begitu saja sudah lezat. Apa lagi jika masih hangat. Namun, supaya lebih cantik, aku menunggunya hingga benar-benar dingin dan menghiasinya dengan taburan gula halus serta buah arbei.
Kedua bahan tambahan ini memberikan pengalaman yang berbeda dalam menikmati Rondo Royal. Asam dan hangatnya rasa tape, berpadu dengan gurihnya adonan tepung, kini berbaur bersama manisnya gula halus bersensasi mint. Ditambah gigitan buah arbei yang segar. Hmm... Sepertinya tak pernah ada kata cukup untuk merasakannya diiringi senyum riang keluarga. Anda mau mencoba juga?
belum eprnah merasakannya
BalasHapusWah blm pernah ya? Yuk coba bikin :)
HapusWaah, boleh lah kapan2 saya coba. Suami saya dari Solo, tapi belum pernah nyebut2 ini. Terima kasih sharingnya
BalasHapusSip deh. Ati2 ketagihan ya :p
HapusWaah, boleh lah kapan2 saya coba. Suami saya dari Solo, tapi belum pernah nyebut2 ini. Terima kasih sharingnya
BalasHapusAnakmu kelihatannya enak banget makannya mbak hehehe harus dicoba neh dibikin sendiri di rumah
BalasHapusHahaha.. Iya dia menikmati sekali. Udah rondo royal banget deh, pipinya goyang kanan kiri terus :)
HapusWaah baru tau ada jajanan yang namanya Rondo Royal nih :D Sepertinya pengetahuanku ttg kue tradisional daerah kurang bgt -_- kue Gandjel Rel aja taunya baru-baru ini & blm sempet nyicip juga ...
BalasHapusThnks udah share resepnya ya mba Farida :) sapa tau nnti bisa praktek sendiri.
hihihi... yuk dicoba resepnya. enak lho :)
HapusFavorit! Gudlak buat lombanya y mba farida.. kerenn mah ini artikelnya!
BalasHapustoss! favoritku juga. aamiin... terimakasih :)
HapusPas kopdar kapan2 bawa ya bu.. Jadi penasaran..
BalasHapusInsyaallah :)
HapusWah pengen nyicipin... kayaknya enak bu ^^. Aku pernahnya coba tape goreng kalo rando ini kayaknya lbh enak ya soalnya ada isian gula merahnya
BalasHapusYa rondo royal itu sebenarnya tape goreng. Cuma ini divariasi dgn dikasi isian aja :)
HapusKalau di sunda kaya obi, cuma obi terbuat dari ubi dalemnya sama gula merah😄
BalasHapusOo.. Ada obi ya? Jd mirip jemblem. Tp jemblem dari singkong :)
HapusRondo Royal emang bahannya dari tepung terigu sama tape. Jajanan kesukaan keluarga kami juga nih mba. Aku suka isi demgam meses.atau selai nanas, hehee
BalasHapusHoree.. Ada yg suka rondo royal juga :)
HapusEnak bangetttt! aku juga suka gorengan ini. di tempatku selain disebut Rondo royal disebut juga Blanggem
BalasHapuswow, blanggem. daerah mana itu? :)
HapusMantab mbk.. si adek sampe mecucu :)
BalasHapusHahaha.. Iya :😁
Hapuskelihatannya gampang ya tante
BalasHapusdija jadi pingin cobain bikin juga
Iya gampang kok. Yuk cobain :)
Hapus