Kenangan itu biasanya melekat karena diikat oleh perasaan kuat yang terlibat di dalamnya. Di mana ketika hadir pemicunya, akan muncullah semburat cerita di masa lampau. Pemicu ini bisa berupa suara, tempat, orang, makanan atau pun fakta lainnya.
Nah, adakah makanan yang mudah kamu asosiasikan dengan masa kecilmu? Kalau aku, tentu saja ada banyak. Beberapa di antaranya, yang kebetulan semuanya dimulai dengan huruf B, akan aku ceritakan di sini.
Bakpia Pathuk
Siapa sih, yang tidak mengenal jajanan satu ini? Sebuah kue berbentuk bulat pipih, yang terbuat dari campuran kacang hijau dengan gula dan dibungkus dengan tepung lalu dipanggang. Seiring perkembangan zaman, isi bakpia ini pun bisa bermacam-macam, tidak melulu kacang hijau.
Bakpia sebenarnya berasal dari daratan Tiongkok, yang mengalami akulturasi dengan budaya setempat. Bakpia paling legendaris adalah Bakpia Pathuk yang diproduksi di Jalan Pathuk, Yogyakarta.
Dulu, setiap kali dari Jogja, Eyang tak lupa membawa oleh-oleh Bakpia Pathuk untukku. Hal itu pun berlanjut menjadi kebiasaan Bunda. Beliau selalu menyempatkan berkunjung ke rumah saudara yang secara turun-temurun tinggal di Jalan Pathuk dan menjadi salah satu produsen Bakpia di sana.
Ya, itulah sebabnya Bakpia Pathuk demikian akrab dengan keluarga kami. Menurut Bunda, merek Bakpia Pathuk yang berupa angka itu menunjukkan nomor rumah produsennya. Seiring berjalannya waktu, akan tampaklah produksi rumah mana yang lebih laris dan sebaliknya.
Nantinya, rumah-rumah produksi yang kurang laku bakpianya akan bergabung dengan merek yang bertahan. Atau justru sebaliknya, dari merek yang berjaya, bisa saja di antara pegawainya memecah diri dan membangun usaha sendiri. Itulah dinamika bisnis.
Saat ini, telah bermunculan merek-merek Bakpia lainnya dengan aneka modifikasi rasa, bentuk dan resep. Masing-masing dengan kelebihannya sendiri. Tinggal kita saja mau memilih yang mana sesuai selera.
Bandeng Presto
Waktu kecil, aku susah sekali makan ikan. Sebenarnya aku suka rasanya. Namun berhubung sudah pernah menelan durinya tanpa sengaja, jadi malas, deh. Setelah bertahun-tahun enggan makan ikan, akhirnya runtuh juga saat Budhe membawa Bandeng Presto dari Semarang.
Bandeng Presto, ikon besar Kota Semarang, ditemukan pertama kali di tahun 1977 oleh Hanna Budimulya. Karena dimasak dengan menggunakan presto, maka duri-duri ikan menjadi sangat lunak dan bisa ikut dimakan. Enak, aman dan jadi tambahan asupan kalsium juga, dong.
Beruntungnya, setelah tinggal di Surabaya saat itu, kami sekeluarga pindah ke Sidoarjo. Kisahnya bisa dibaca dalam artikel Merangkum Jejakku di Tiap Kota untuk Bunda Tercinta. Sidoarjo terkenal sebagai Kota Petis, Udang dan Bandeng. Bandeng Presto juga salah satu oleh-oleh andalan di sini.
Jadinya, aku lebih mudah deh, mendapatkan gizi baik ikan karena tinggal dekat dengan produsen Bandeng Presto. Duh, mau doyan makan saja kok ya harus pakai acara pindah kota dulu, ya?
Brem Madiun
Aku pertama kali mengenalnya di usia TK, saat mengikuti tur keluarga ke Jogja dan sekitarnya. Bunda sering mampir di setiap pemberhentian bus untuk membeli makanan khas di setiap daerah. Brem ini adalah salah satunya.
Brem berasal dari fermentasi ketan hitam yang diambil sarinya saja yang kemudian diendapkan dalam waktu sekitar sehari semalam. Pertama kali mencicipinya, aku langsung suka. Sensasi semriwing dan manisnya membuat aku ketagihan. Untung Bunda membeli banyak.
Sejak itu, aku jadi suka berbagai makanan hasil fermentasi, seperti tape dan acar. Sukanya itu benar-benar maniak, lho. Baru bisa berhenti setelah memang sudah habis.
Omiyago, Bingkisan Kenangan Masa Kecil On The Go
Dulu, kita harus berkelana dulu, atau setidaknya menitip pada yang sedang ke luar kota jika ingin mencicipi suatu makanan khas daerah tertentu. Namun sekarang, semua jadi lebih. Karena kita bisa memesannya melalui situs penyedia oleh-oleh Nusantara, Omiyago.
Praktis
Saat rindu pada makanan di kampung halaman, kita bisa segera menikmatinya tanpa harus mudik dulu. Anak susah makan? Pilih saja di antara aneka lauk dan bumbu praktis masakan Nusantara yang ada di Omiyago. Tak perlu sepertiku yang harus pindah kota dulu untuk makan ikan. Hehehe...
Eksklusif
Asyiknya lagi, makanan yang dikirim Omiyago ini dikemas dalam bingkisan eksklusif, lho. Dusnya terbuat dari kertas tebal dengan warna hijau khas Omiyago. Di dalamnya terdapat kartu ucapan terimakasih. So sweet...
Edukatif
Selain kartu terimakasih, dalam bingkisan juga disertakan keterangan tentang asal-usul, bahan dan cara menikmati masing-masing makanan yang kita order. Asyik, ya? Jadi bertambah nih, pengetahuan kita tentang kuliner Nusantara.
Suportif
Ya, semua ide indah ini berangkat dari kepedulian terhadap kekayaan kuliner Nusantara agar dikenal lebih luas oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia.
Kemasan yang aman dan cantik didukung oleh teknologi digital dan kualitas ekspedisi yang terjamin, diharapkan mampu memberi nilai lebih bagi hasil karya para UKM dan produsen kuliner Indonesia.
Jadi, sudahkah kautemukan kepingan kenangan masa kecilmu di Omiyago?
Bakpia. Bandeng presto dan brem oleh2 yg selalu jd kenangn
BalasHapusBakpia. Bandeng presto dan brem oleh2 yg selalu jd kenangn
BalasHapusatau kenangan yg selalu jadi oleh2 hehehe...
Hapusmemang ini legenda semua
BalasHapusbetul, mbak tira . nostalgic banget ya :)
HapusMbak, aku asli Magetan, Madiun lho. Jadi tiap pulkam atau saudara datang selalu ada brem. Nah, kebetulan kalau bakpia sering dapat dari kakak di Jogja, hehehe. Biatku keduanya juga selalu ngangeni
BalasHapuswah, toss dong kalau gitu kita :)
Hapus