Budaya Ramadan di Indonesia
Mudik memang sudah menjadi tradisi masyarakat di Indonesia, terutama menjelang Idulfitri tiba. Selain untuk menjalin silaturahim dengan sanak keluarga, melepas rindu pada teman-teman lama juga mengecap kembali suasana kampung halaman yang membesarkan kita.
Sebagian budaya Ramadan di Indonesia bisa jadi mirip. Misalnya, klotekan patroli sahur yang sekarang semakin jarang. Membuncahkan rasa kangen pada Ramadan saat masa kecil. Dulu, menjelang Ramadan, anak-anak mencari bambu untuk dibuat menjadi kentongan.
Sumber: dokumen pribadi |
Kemudian, melakukan tadarus sebagai salah satu amalan puasa untuk mengisi waktu selama Ramadan. Bahkan, belakangan beberapa grup WA bergabung untuk mengadakan tadarusan offline bersama. Masing-masing mendapat tugas tiap hari untuk disetor. Alternatif kopi darat yang baik, ya?
Banyak orang menjual menu buka puasa musiman, hanya sepanjang bulan Ramadan saja. Para penjual ini bisa mudah kita temui di sepanjang jalan. Seolah lebih banyak yang berjualan daripada yang membeli sambil ngabuburit.
Demikian pula agenda berbagi takjil dan buka bersama. Berbagai referensi tempat buka puasa favorit di sekitar tempat tinggal pun diburu. Bulan puasa juga menjadi momen berbelanja, baik menyusuri toko-toko offline maupun mengejar promo belanja online.
Mengisi Waktu Selama Ramadan di Surabaya adalah Impianku
Tetap saja, aktivitas yang sama bisa bermakna berbeda saat kita menjalaninya bersama orang lain, di tempat yang lain. Apa lagi jika orang dan tempat itu memiliki sejarah tersendiri dalam hidup kita. Itulah mengapa cerita mudik tetap mengalir di negeri ini.
Menjalani sahur, berpuasa dan berbuka bersama keluarga dan sobat lama memberikan sensasi berlapis. Menyantap masakan di tempat asalnya langsung memberi citarasa yang lebih otentik yang tak tergantikan. Apa lagi untuk kuliner Surabaya yang benar-benar istimewa.
Lontong Balap Surabaya (Sumber: dokumen pribadi) |
Lontong Balap, Lontong Kupang, Tahu Tek, Tahu Campur dan Rawon tetap menjadi idaman hati untuk dinikmati. Bahkan Nasi Goreng Surabaya pun sangat khas dengan warna merah, percikan rasa bumbu dan acarnya.
Baca juga: Camilan 3B Ini Sukses Membangkitkan Masa Kecilku
Sama-sama gorengan dan menu takjil, tetap saja seru jika berburunya di kampung halaman. Termasuk Masjid Al Akbar yang tetap ramai dengan banyaknya orang-orang berjualan di sekitarnya, seperti tahun-tahun kemarin, terutama menjelang buka puasa.
Sama-sama berbuka puasa, namun berbuka puasa bersama keluarga atau teman lama tentu lebih menggembirakan. Bisa menjadi salah satu momen terbaik Ramadan ini. Rasa rindu yang bertaut biasanya ditutup dengan doa dan harapan kebaikan bersama, menembus langit sebelum berpisah.
Baca juga: 6++ Kegagalanku Mengabadikan Momen Terbaik Lebaran
Budaya Ramadan di Surabaya dan Sekitarnya
Selain kebiasaan yang hampir sama dengan yang biasa kita jumpai di Indonesia, di Surabaya ini juga ada tradisi yang khas Jawa. Berikut ini di antaranya:
Megengan
Megengan adalah penghormatan atas Ramadan dan juga untuk menyambut Lebaran. Biasanya aktivitasnya berupa hantaran ke orangtua dan tetangga. Kadang ada juga yang menyelenggarakannya di masjid atau rumah seseorang (biasanya ketua RT) untuk makan dan berdoa bersama.
Hidangan ikonik dalam acara megengan ini berupa apem dan pisang. Seperti yang bisa ditebak dari budaya Jawa yang penuh filosofi, maka keberadaan apem dan pisang ini pun memiliki makna tersendiri.
Sumber: resepkoki.id |
Hidangan ikonik dalam acara megengan ini berupa apem dan pisang. Seperti yang bisa ditebak dari budaya Jawa yang penuh filosofi, maka keberadaan apem dan pisang ini pun memiliki makna tersendiri.
Apem berasal dari kata ampun atau afuwun (Bahasa Arab), yang artinya meminta maaf/ampunan atas dosa-dosa kita. Tradisi ini konon pertama kali dikembangkan oleh Sunan Kalijaga.
Memberi makan orang kelaparan merupakan salah satu cara untuk meminta ampunan (kafarat) atas dosa-dosa kita. Zaman dulu, cara memberi makan yang termudah adalah dengan apem. Warnanya yang putih melambangkan kebersihan dan kesucian.
Sedangkan pisang atau dalam Bahasa Jawanya disebut gedhang, merupakan akronim dari gedhe lan padhang, artinya besar dan terang. Diharapkan nantinya kita mendapatkan tempat yang luas dan benderang di alam kubur nanti, karena telah diampuninya dosa-dosa kita.
Memberi makan orang kelaparan merupakan salah satu cara untuk meminta ampunan (kafarat) atas dosa-dosa kita. Zaman dulu, cara memberi makan yang termudah adalah dengan apem. Warnanya yang putih melambangkan kebersihan dan kesucian.
Sedangkan pisang atau dalam Bahasa Jawanya disebut gedhang, merupakan akronim dari gedhe lan padhang, artinya besar dan terang. Diharapkan nantinya kita mendapatkan tempat yang luas dan benderang di alam kubur nanti, karena telah diampuninya dosa-dosa kita.
Maleman
Maksudnya adalah lailatur qadar, agar pada malam-malam itu kita tidak tidur, melainkan begadang untuk menimba pahala.
Sumber: okezone.com |
Menyambut 10 malam terakhir di Bulan Ramadan ini, biasanya masyarakat akan mengantarkan hidangan berupa nasi dan ayam ke tetangga sekitar. Sebagai balasan, pengantarnya nanti akan diberi amplop berisi uang oleh para penerima hantaran tersebut. Indahnya saling bertukar hadiah!
Pesawat Pegipegi Siap Mengantar dari Jakarta ke Surabaya
Bulat sudah tekad keluarga kami untuk mudik ke Surabaya di Bulan Ramadan tahun ini. Tak tanggung-tanggung, Suami berniat langsung terbang dari tempat kerjanya di Jakarta begitu hari libur tiba dan mengambil tanggal berikutnya sebagai cuti saja.
Sumber: dokumen pribadi |
Berburu tiket pesawat Jakarta Surabaya bisa dilakukan di Pegipegi, lho! Mumpung ada promo Berkah Terbang Mudik, nih. Promo berlaku khusus pemesanan via aplikasi Pegipegi dengan versi minimum 2.4.0 (Android & iOS).
Untuk periode booking 17-21 Mei 2019 dan periode keberangkatan kapan saja, kita bisa mendapatkan diskon tiket pesawat Rp150.000 dengan minimal transaksi Rp1.500.000. Caranya, masukkan kode kupon ini di halaman pembayaran:
Berlaku untuk semua maskapai dengan rute penerbangan Jakarta - Surabaya dan banyak rute domestik lainnya. Kalau rute internasional, malah lebih besar lagi lho, diskonnya! Cek Pegipegi sekarang, yuk!
Untuk periode booking 17-21 Mei 2019 dan periode keberangkatan kapan saja, kita bisa mendapatkan diskon tiket pesawat Rp150.000 dengan minimal transaksi Rp1.500.000. Caranya, masukkan kode kupon ini di halaman pembayaran:
BEST150
Berlaku untuk semua maskapai dengan rute penerbangan Jakarta - Surabaya dan banyak rute domestik lainnya. Kalau rute internasional, malah lebih besar lagi lho, diskonnya! Cek Pegipegi sekarang, yuk!
wah seru ya saling mengantarkan hidangan ke tetangga :) menunya harus nasi dan ayam atau boleh ganti lauk mba? aku pernah ke surabaya tapi lupa karena waktu itu maish kecil, intip2 tarif penerbangannya ah siapa tahu bisa liburan ke Surabaya dalam waktu dekat
BalasHapusMirip di kampung saya kecuali soal pegi2. .belum ada di sana hehehe
BalasHapusaku baru tahu istilah megengan sama maleman seru yah mba budaya ramadan di Surabaya :) apalagi yg megengan saling kasih hantaran
BalasHapusWadoooohhh, lagi puasa terus ngeliat ada lontong balap. Ntapsss~
BalasHapus:))))
Kalau yang tradisi Maleman di sini juga ada, Mbak. Istilahnya lek-lek-an gitu. Melek malem buat beribadah demi memaksimalkan upaya meraih pahala di 10 hari terakhir ramadan.
Kalau budaya semacam itu mah.....sama seperti budaya di Semarang Mbakyu
BalasHapusbetul, kan saya nulisnya budaya Jawa.
HapusCuma tetap aja beda kalau kita menjalaninya di kampung halaman sendiri bareng keluarga, tetangga dan teman lama. begitu ya?
Seru ya mbak suasana Ramadhan di Surabaya. Kulinernya, tradisinya. Banyak yang baru saya tahu mbak
BalasHapusDari tradisi Ramadan itu, aku paling tertarik sama tradisi maleman. Bagus banget ya, bikin kita jadi semangat mengejar pahala. Soalnya di daerahku ga ada tradisi maleman gini.
BalasHapusSaling bertukar hadiah kayaknya emang udah jadi tradisi favorit yah mbak, apalagi mungkin untuk anak-anak.. Seru banget yah tradisi di Surabaya, kalau aku di Pontianak ada sedikitnya yang sama, cuma pasti misalnya hidangan-hidangan khasnya aja yang berbeda yah mbak..
BalasHapusAku baru dengar tuh mba maleman dan megengan, tapi kalu maksudnya aku tau karena di kampung suami ku juga ada yang seperti itu tapi aku lupa namanya hehehe btw jadi pengen makan kue apem
BalasHapusNah bener banget nih. Dulu sering banget patroli sahur gitu ya, entah pas masi di kompleks atau di rumah nenek ku. Skrg udh jarang atau malah ga ada ya huhu kangen padahal
BalasHapusKalau bulan puasa tandanya adalah ada tukang jualan di pinggir jalan XD btw aku belum pernah pakai pegi2, nanti mau coba deh kode diskonnyaa
BalasHapusYang gini gini nih yang bikin selalu rindu sama suasana Ramadhan. Budaya dan makanan khas yang rame muncul kalau pas ramadhan. Dah hampir selesai juga ya ramadhannya
BalasHapusWah ini seru banget momen ramadannya, jadi pengen buru buru pulang kampung ketika lebaran nanti:)
BalasHapusJadi kangen pulang Surabaya dan menikmati ramadan, mba. Selama ini memang Surabaya penuh dengan kegiatan yang menarik selama ramaadahn. Pesan ah di pegi pegi
BalasHapusAku arek Suroboyo..
BalasHapusHeheh...merasa terpanggil hanya dengan ada tulisan lontong balap.
Secara, aku fans sate kerang garis keras.
Hahha...
menu wajib kalo pulkam ke Surabaya selain Rujak Cingur.
Wahh, momen ramadhan na seru banget yaa.. Pastinya jauh lebih seru di kampung halaman.. Melihat makanan khasnya jadi pengen maen ke Surabaya buat icip icip kuliner disana deh.. Duh jadi baper gara gara laper..
BalasHapusMau icip megengannya mba. Terlihat lembut dan enak ituh. Masing-masing kota memang punya ciri khas saat bulan puasa, termasuk kota Surabaya
BalasHapusKulinerannya enak enak banget nih. Saya mah emang setia pakai pegi pegi. Soalnya murah juga kalau pakai pegi pegi
BalasHapusAku jadi kangen sama rawon, Jadi kepengen makan rawon Dan semua makanannya Surabaya
BalasHapushaduuu menggugah selera banget ya itu menu makanannya haha. aku suka rawon, tapi belom pernah coba menu lainnya lagii
BalasHapus