Eling Bening, Enak di Lidah dan Mata

Lokasi Eling Bening

Kelar dari Ayanaz Gedongsongo, kami meluncur ke Eling Bening untuk makan siang yang kesorean. Menurut Google Map, waktu tempuh menuju lokasi Eling Bening adalah 35 menit. Akan tetapi, begitu kami mulai memasuki jalan raya di depan gapura bertuliskan "candi Gedongsongo", berubah jadi satu jam lebih!

  

"Wah, kayaknya depan macet, nih?" kata Suami.

Setelah merambat beberapa menit, Google Map menyarankan rute lain yang lebih cepat 11 menit ke Eling Bening. Kontan saja Suami banting setir pindah haluan dan mengikuti jalur alternatif tersebut. Jalannya lengang dan cukup bagus, cuma lebih curam dan berkelok melewati hutan di kanan-kiri.

Lokasi Eling Bening terletak di Jalan Sarjono, Bawean, Semarang. Jaraknya 36 km dari pusat kota Semarang, Dengan melalui Jl. Semarang – Surakarta, hanya butuh waktu 60 menit untuk bisa sampai di sini.

 

Mengenal Eling Bening

Eling Bening layak ditambahkan dalam daftar resto Semarang dengan sajian dan suasana jempolan. Tempat ini dibuka pada tahun 2015 dengan mengusung konsep wisata keluarga. Terletak di perbukitan Ngrawan, Eling Bening menawarkan pemandangan alam yang sangat indah dari Rawa Pening yang dikeliling Gunung Merbabu, Andong dan Telomoyo.

Fasilitas Eling Bening

Sampai di lokasi Eling Bening, kami langsung parkir di lahan kosong yang luas dikitari pepohonan hijau. Ada dua bus wisata dan beberapa mobil parkir di sana. Mungkin area ini tadinya biasa digunakan untuk kegiatan gathering, ya?

Kami salat dulu di musala cantik serba putih. Kemudian, Suami dan kakaknya memutuskan untuk santai sejenak dengan bermain drone di situ. Sementara putraku bermain gelembung sabun yang dibelinya dari Ayanaz Gedongsongo.

Berdasarkan info yang kudapat, tempat ini menyediakan fasilitas outbound Eling Bening, trekking, dan flying fox. Sayangnya, aku enggak tahu di mana tepatnya dan apakah masih ada di masa pandemi ini. Soalnya, agenda utama kita ke sini memang cuma makan, sih.

Tiket Masuk Eling Bening

Guna menikmati suasana di Eling Bening, tiket masuk pada hari Senin-Jumat seharga 20.000 rupiah. Sedangkan untuk hari Sabtu, Minggu dan Libur Nasional, dibandrol 25.000 rupiah. Di gerbang masuk, kami diperiksa suhu tubuh dan diminta cuci dulu menggunakan penyanitasi tangan.

Resto Eling Bening Ambarawa

Lahan parkir di dalam kawasan resto Eling Bening Ambarawa ini cukup luas. Di pinggirnya terdapat jajaran ayunan menghadap langsung ke pemandangan rawa dan gunung yang indah. Sangat menyenangkan dipandang.

Kami langsung memasuki resto Eling Bening Ambarawa yang terdiri dari tiga lantai ini. Selain restoran utama di bawah atap gedung, Eling Bening juga punya restoran kedua yang berkonsep Garden Resto. Kami memilih ke lantai teratas dan mengambil posisi di teras luarnya untuk mendapatkan pemandangan terbaik.

Di lantai teratas ini, terdapat kolam renang namun tidak diperkenankan untuk dipakai. Selain di sini, spot cantik di Eling Bening juga terdapat di lantai kedua yang memiliki wahana perahu menjorok ke tebing. Berfoto di atasnya memberikan efek seolah sedang berperahu di atas awan.

Menu Eling Bening

Sambil mengedarkan pandangan di sepanjang garden resto dan kolam renang, kami memesan menu Eling Bening yang sangat bervariasi mulai dari makanan lokal hingga internasional. Aku memilih es kacang merah sebagai hidangan pembuka sambil menunggu pesanan lain datang.

Pilihanku ini rupanya berisi kacang merah yang sangat empuk dan tidak pahit. Jumlahnya juga banyak. Ditemani kuah nan gurih dan legit, es kacang merah ini sukses membuatku kekenyangan sebelum menu Eling Bening yang lain hadir disajikan.

Aku memesan nasi goreng kuning. Penampakan warnanya ternyata tidak berbeda jauh dengan nasi goreng ayam pesanan putriku. Setelah diamati, mungkin maksud dari kata 'kuning' yang disematkan adalah nasi goreng ini hanya diorak-arik dengan kuning telur, tanpa bagian putihnya. Berbeda dengan nasi goreng ayam yang berisi suwiran daging ayam plus dihiasi telur mata sapi utuh.

Pesanan kami datang saat langit semakin temaram. Pada beberapa sudut pelataran tempat duduk, sengaja tidak dipasang lampu penerangan sehingga membuat suasana jadi syahdu dan romantis. Berlatar langit marun yang langka, kami pun menghabiskan hidangan dengan lahap. Sebuah sensasi yang pantas kamu coba suatu saat!