Metode Lean Startup adalah Napas dalam Petualangan "Suami Akhir Pekan"

Sudah tahu belum, kalau skenario filmku yang berjudul "Suami Akhir Pekan" berhasil menjadi salah satu pilihan favorit dalam kompetisi Star Script Hunt 2021? Salah satu kekuatan dari skenario ini yaitu mengangkat tema bisnis di mana metode lean startup adalah jawabannya.

Saat ini, skenarioku bersama para pemenang lain sedang menjalani tahap mentoring untuk perbaikan di sana-sini. Mohon doanya ya, agar semuanya berjalan lancar dan skenario "Suami Akhir Pekan" ini benar-benar bisa diproduksi menjadi sebuah film yang ditonton dan menginspirasi banyak orang. Amin.

Omong-omong soal tema bisnis, Pak Ifan Ismail, mentorku, langsung setuju bahwa film-film Indonesia selama ini memang jarang sekali menjabarkan secara rinci tentang pekerjaan sang tokoh utama. Jadi, kehadiran skenario "Suami Akhir Pekan" ini merupakan sebuah angin segar di dunia perfilman Indonesia.

Eh, pada kenal sama Pak Ifan Ismail enggak, ya? Beliau adalah salah satu penulis skenario ternama di Indonesia. Karya-karyanya antara lain bisa dinikmati dalam film "Jomblo", "Ayat-Ayat Cinta 2", "Habibie dan Ainun", "Habibie dan Ainun 3", "The Gift", dan masih banyak lagi. 

Yang paling berhubungan dengan jalan cerita "Suami Akhir Pekan" sih, sepertinya film "Habibie dan Ainun" serta "The Gift". Sebab skenario ini menggambarkan romantisme pasangan sesama pekerja digital dan berbagai praharanya dalam mengurus anak-anak yang memiliki isu kesehatan mental.

Kenapa "Suami Akhir Pekan" Mengangkat tentang Lean Startup?

Pertama, karena menurutku metode lean startup adalah solusi paling efektif untuk memulai suatu usaha. Apa lagi, di masa pandemi begini. Kamu bisa menyaksikannya nanti kalau filmnya sudah tayang, ya (amin yang kenceng!).

Di sana, digambarkan tentang petualangan Bayu (sang tokoh utama) yang ingin mendirikan perusahaan sendiri. Namun, berhubung selama ini dia adalah pekerja lepas, maka dia merasa perlu untuk lebih dulu menimba ilmu dan pengalaman di perusahaan besar tentang bagaimana seharusnya sebuah bisnis berjalan.

Berhubung memang sudah berpengalaman belasan tahun dan memiliki keahlian tinggi di bidang teknologi informasi, diterimalah Bayu di sebuah perusahaan ternama di ibukota. Hal ini mengakibatkan dia harus hidup terpisah dari keluarga dan berusaha untuk tetap bisa pulang setiap akhir pekan.

Di kantor, Bayu mengalami proses lean startup yang berjalan secara alami. Diawali ketika dia diminta mendengarkan permasalahan divisi pemasaran dan Bayu dapat memberikan solusi cemerlang saat itu juga. Divisi ini pun meminta Bayu mengajukan proposal agar bisa mengerjakan proyek guna mengatasi masalah pemasaran.

Bayu jadi semakin terdorong mendirikan perusahaan dan mulai merekrut beberapa rekan sesama pekerja lepas untuk menjadi timnya. Ternyata, ada satu orang rekan kerja yang tidak disetujui istri Bayu untuk bergabung. Siapakah dia?

Kalau sudah begini, apakah Bayu berhasil membangun startup-nya? Bagaimana dengan keluarga yang ditinggalkan? Mampukah Bayu menyeimbangkan keduanya agar tetap berjalan baik? Apakah anak-anak Bayu bisa bertahan dengan kondisinya tanpa kehadiran seorang ayah setiap hari?

Dalam cerita ini, ada banyak hal yang bisa dipelajari. Kalau dari sisi bisnis, kita jadi makin tahu kualitas apa yang harus dimiliki agar menjadi pengusaha sukses dan bagaimana caranya bangkit dari kegagalan.

Bagaimana? Sudah tertarik ingin menonton? Atau malah ingin membangun usaha dengan metode lean startup? Yang mana pun itu, semoga harapanmu terkabul, ya! Sebab, keduanya akan membuatku bahagia sekali jika terwujud.