Iya, webinar ini memang sudah lebih dari seminggu lalu. Namun, aku baru sempat menuliskannya sekarang. Selain kesibukan, juga karena aku ingin menulisnya saat sedang bahagia. Kan, jangan lupa mencintai diri sendiri.
Webinar di atas merupakan webinar pertama dari serangkaian parade webinar yang diadakan Ruang Pulih. Kedua penulis buku "Luka Performa Bahagia", yaitu Intan Maria Lie dan Adi Prayuda, berkomitmen untuk mendampingi setiap pribadi dewasa Indonesia agar memeroleh panggilan kesadaran diri terkait dengan kecerdasan emosi. Total ada lima (atau mungkin akan lebih!) webinar yang digelar setiap minggu malam.
Bicara tentang kecerdasan emosi, siapa nih di sini yang sudah pandai memimpin emosinya? Ada yang masih merasa kesulitan? Sama dong, kita. Sebenarnya, apa sih, yang membuat jadi begitu sulit? Kalau dari judul webinarnya, kita sudah mendapat petunjuk ya, bahwa menemukan jati diri ini bisa dimulai dengan mengenali innerchild. Apakah ada hubungannya innerchild ini dengan kecerdasan emosi?
Mengenali Innerchild
Sebelumnya, sudah pada tahu belum ya, apa itu innerchild? Berdasarkan keterangan dari Mas Adi Prayuda, salah satu penulis Luka Performa Bahagia, innerchild adalah sekumpulan emosi yang kita miliki sejak kecil. Jadi, selain memiliki bentuk fisik yang kasat mata dan terus tumbuh, kita juga memiliki tubuh emosi yang terus berkembang.
Hal ini sejalan dengan keterangan dari dr. I Gusti Rai Wiguna, Sp. KJ yang menyatakan bahwa diri kita sekarang, erat kaitannya dengan masa lalu. Apa yang kita rasakan, karakter, dan pola pikir yang membentuk kita sekarang sesungguhnya hadir karena pola asuh di masa lalu, bahkan sejak dalam kandungan.
Reaksi kita terhadap apa yang kita hadapi di masa kini, sering kali bukan karena apa yang terjadi saat ini, melainkan respon terhadap kenangan masa lalu. Nah, lo? Kenapa kita bisa enggak menyambung begini, ya? Apa yang salah? Bisa jadi, itu karena ada kehidupan kita di masa lalu yang terluka dan belum sembuh hingga kini.
Pembicara berikutnya dalam webinar ini, Adjie Santosoputra, juga menyinggung terkait teori Erikson's Stage di atas yang menyebutkan secara rinci konflik yang dihadapi di setiap jenjang usia dan apa akibatnya di masa dewasa.
Menemukan Jati Diri
Dokter Rai menjelaskan bahwa sehat mental adalah tahu kemampuan dan keterbatasan diri, mampu bekerja secara produktif dan menikmati pekerjaan itu, bisa memanajemen stres, serta mampu berkontribusi terhadap sekitarnya.
Luka batin di masa kecil akan terekam kuat dalam memori batin. Seiring usia, memori-memori itu akan selalu menayangkan ulang kejadian-kejadian di masa lalu, sehingga saat dewasa pun akan memberi dampak mengalami sakit mental serta fisik tertentu.
Sekarang ini, banyaknya pembahasan tentang kesehatan mental membuat orang cenderung melakukan diagnosis sendiri. Tentu saja hal ini tidak tepat. Jika kita merasa menemukan tanda-tanda gangguan mental, segera pergi ke tenaga profesional untuk minta bantuan.
Jika kita dinyatakan tidak ada gangguan mental, tetapi masih merasa kesulitan menghadapi emosi pribadi yang berlebihan, baik dr. Rai maupun Adjie Santosoputra menyarankan agar kita membangun kesadaran diri serta mengambil tanggung jawab untuk mengasuh kembali innerchild kita dan berdamai dengan masa lalu, yang pahit dan manis. Sepertinya, inilah cara yang pas untukku agar tidak lagi baper dengan anak perempuan.
Dalam webinar yang digelar Ruang Pulih ini, Mas Adjie memberikan banyak wawasan baru buatku dengan sorot mata cerdasnya, kedalaman berpikirnya, kata-kata yang bermakna, dan kesederhanaan pribadinya.
Innerchild itu persoalan kita dengan ingatan pada masa lalu. Yang diperlukan adalah membenahi hubungan dengan masa lalu tersebut, bukan melupakannya. Upaya untuk melupakan masa lalu justru membuat terjebak pada masa lalu. Karena itu, sebaiknya menerima saja.
Tentu, menerima di sini bukan berarti menikmati dramanya. Melainkan cukup disadari saja. Semua rasa itu sah, tidak ada yang buruk. Kita akan melihat bahwa orang-orang di masa lalu yang menorehkan kenangan buruk tidak sepenuhnya salah, dan kita juga tidak sepenuhnya benar.
Memang apa yang kita alami di masa lalu itu nyata. Akan tetapi, sekarang itu hanya ada di dalam ingatan, dan bukan kenyataan. Tidak ada kabar baru dari masa lalu. Setelah menyadari itu, kita akan memahami bahwa yang terpenting adalah apa yang mesti dilakukan saat ini.
Untuk melatih kesadaran diri bisa dimulai dengan menyadari napas. Menyadari setiap embusan napas yang masuk dan keluar tanpa mencegah atau memaksanya akan membantu kita menyadari saat suatu rasa atau kenangan itu datang. Kita hanya akan membiarkannya lewat seolah menonton sebuah film tanpa terpengaruh dengannya. Karena kita tahu, kita bukan bagian darinya.
Jika kita mampu membangun kesadaran diri, maka semua rasa dapat kita terima. Gembira dan sedih akan kita rangkul. Itulah yang disebut bahagia. Luar biasa, ya? Apakah kamu ingin bahagia? Kalau saya, iya. Makanya, saya akan mengikuti terus parade webinar Ruang Pulih ini. Silakan kalau kamu mau bergabung juga, ya. Bisa lihat infonya di IG @ruangpulih.
Bener banget, setiap orang memang hidup dengan innerchild nya. Ternyata dengan memaafkan semua orang dan mensyukuri nikmat Allah SWT merupakan cara indah untuk innerchild release.
BalasHapusBahkan, mungkin tidak perlu memaafkan karena kita sadar tidak ada yang salah 🥰
Hapusmemaafkan masa lalu, innerchild bukan hal yang sulit sih ya sebenarnya kalau kita memang ingin membuka diri dan menerima kenyataan saat ini agar tidak selalu terbawa bayangan masa lalu ya.
BalasHapusTidak perlu dimaafkan cukup disadari saja dan diterima
HapusAkhir-akhir ini aku lumayan sering mendengar innerchild dan memaafkan masa lalu. Jadi intinya sadar diri dengan memaafkan masa lalu bisa membuat kita bahagia ya, Mbak.
BalasHapusSadari saja bahwa setiap kita tidak sepenuhnya benar dan salah. Terkadang, tidak perlu memaafkan juga, kok. Bisa jadi, saat itu memang itulah yang terbaik bagi kita.
HapusAwal banget saya termasuk yang kesulitan ngontrol emosi, apalagi saat anak-anak kecil dengan drama ini itu, sekarang Alhamdulilah. Kalau lagi mau marah, kesal, saya latih nafas, jadi lebih terkontrol. Biasanya setelah itu ke kamar nonton drakor, ngelakuin hal supaya lupa dan bahagia, tapi ini ngebantu bgt. Ahaha
BalasHapusLatih napas ini saya yang masih susah. Newbie banget, ya 🙈
Hapussenang sekalj berkesempatan mengikuti parade ini.. dan sesi mas adjie kemarin benar2 membuka wawasan baru bagiku mba.. langsung semangat utk mempraktekkannya dlm keseharianku..
BalasHapusMantap jiwa!
HapusBaru mengenal innerchild setahun belakangan dan penting ya ternyata karena innerchild ini berpengaruh banget sampai dewasa. Akhir-akhir ini mulai praktik juga aku nih kak
BalasHapusSemoga sukses 🥰
HapusSaya kira tadi cerita pulih dr covud mba.. Trnyata ttg mengenali diri. Topik yg banyak bgt membantu saat ini. Bnyk yg ngerasa mentalnya kurang sehat atau ada gangguan. Mengenali innerchild ngebantu bgt buat healing diri ya
BalasHapusInsyaallah begitu
Hapuswebinarnya ruang pulih ini bagus sekali ya.. kadang kita ga menyadari kalau kita memiliki innerchild, luka batin masa lalu ini yang perlu kita kenali, kita terima dan kita selesaikan. semoga aku bisa benar2 berdamai dengan masa lalu.
BalasHapusAamiin..
Hapusbagus sekali webinrnya yah kak. webinar yang seperti sangat diminati oleh orang banyak. Tentu bahagia adalah kunci kehidupan. kebahagiaan akan berdampak positif bagi kesehatan
BalasHapusAsyik nih senang sekali bisa berkesempatan ikut webinar ini ya jadi banyak insight baru pastinya... Untuk bahagia intinya sabar dan syukur nanti tentu saja berdampak pada kesehatan tubuh kita juga ya....
BalasHapusInnerchild, sepertinya baru sekarang saya menyadari mbak. Mungkin karena dulu segala ingatan pahit selalu saya abaikan, dan baca ini seperti dikasih tau bahwa sebenarnya sekarang itu saya sedang berdamai dengan masa lalu yang tidak menyenangkan
BalasHapusWah ternyata kita sekelas juga ya di Innerchild ini
BalasHapusSemoga saya lulus dan bisa jadi berbeda dari biasanya
Benar benar ingin berubah
Aamiin...
HapusAku nggak ikutan mba Farida allhamdulilah nambah wawasan dari postinganmu. Makasih banyak mbak
BalasHapus