Setelah melatih kesadaran diri, mengenali jatidiri dengan inner child therapy, dan memberdayakan ego personality untuk bahagia, aku terus berlanjut mengikuti parade webinar Ruang Pulih yang keempat. Webinar kali ini diisi oleh psikolog Ibu Naftalia Kusumawardhani dan Bapak Anthony Dio Martin yang terkenal sebagai pelatih EQ terbaik di Indonesia.
Orang terdekat lebih rentan menyakiti karena kita punya harapan terhadapnya. Juga, ego kita ikut terlibat di dalamnya. Demi kesehatan mental bersama, ada baiknya kita memiliki kesadaran diri untuk memaafkan sebagai salah satu wujud kematangan emosi kita.
Tahap Memaafkan
Ibu Naftalia Kusumawardhani membawakan materi tentang memaafkan. Beliau menyebutkan bahwa ini merupakan aktivitas yang sangat berat karena memang merupakan bagian akhir dari proses menyelesaikan luka batin. Memaafkan itu menjadi lebih sulit jika kita tidak tahu apa yang harus dimaafkan dan tidak tahu harus dimulai dari mana.
Ibu Naftalia memberikan analogi yang bagus dengan secarik kertas. Sebelum memaafkan, kita perlu menerima kertas itu dulu. Bukan membenarkan perbuatan buruk, melainkan mengakui bahwa ada hal baik dan buruk yang terjadi dalam hidup kita.
Lalu, menggenggamnya. Menggenggam dan mengakui perasaan yang muncul akibat peristiwa itu. Sedih, marah, malu, bingung, takut, jijik, atau apapun itu. Akui dan sadari saja bahwa kita memang merasakannya saat itu. Tanpa label, penghakiman, dan merasa bersalah. Semua emosi itu netral, kok.
Kemudian, melepaskan. Kita mengurai emosi yang melekat pada peristiwa tersebut. Bedakan antara pelaku dengan perbuatannya. Kita tidak suka dengan suatu perbuatan, bukan orangnya. Bisa jadi, orangnya melakukan itu sebagai ekspresi cinta.
Baru setelah itu kita bisa memaafkan dan mendoakan kebaikan untuknya. Memaafkan bukan berarti melupakan karena itu tidak mungkin bisa dilakukan. Memaafkan adalah ujung dari serangkaian proses di atas, mulai dari menerima kejadian dan emosi kita lalu melepaskan ikatan antara kejadian dan emosi tersebut.
Karena memang berat, maka proses ini tidak perlu dipaksakan. Jika belum siap memaafkan, berikanlah waktu bagi diri untuk mempersiapkannya. Perubahan itu harus menyenangkan agar hasilnya permanen dan baik bagi kesehatan mental. Tetap yakini bahwa kitalah yang mengendalikan pikiran dan emosi. Kitalah yang akan memilih untuk memaafkan dan bahagia.
Cara Menguji Kejujuran Hati
Beliau juga mengajarkan trik sederhana untuk menguji apakah kita sudah jujur pada diri sendiri atau belum dalam memaafkan. Caranya dengan menyentuhkan ujung ibu jari dengan jari tengah secara relaks hingga membentuk lingkaran. Latihlah beberapa kali dengan menyatakan hal yang pasti benar, misalnya: "saya perempuan", lalu cobalah perlahan memisahkan kedua ujung jari tadi.
Berikutnya, nyatakan suatu hal yang tidak benar, misalnya: "saya laki-laki", dan coba perlahan memisahkan kedua ujung jari tersebut. Rasakan perbedaannya. Dalam percobaan terakhir, kita akan mendapati kedua ujung jari itu lebih sulit dipisahkan.
Masa Lalu Tidak Menentukan Masa Depanmu
Ruang Pulih juga menghadirkan Bapak Anthony Dio Martin yang selalu bersemangat luar biasa dalam menyampaikan materi. Siapa sangka jika semua itu adalah buah dari masa kecil yang sangat pilu. Dendam kepada orang yang menyakitinya kini dimaknai sebagai bahan bakar yang memotivasinya untuk sukses seperti sekarang.
Kadang kala, kita sendiri yang membatasi masa depan kita dengan enggan lepas dari belenggu masa lalu. Kita terus menggenggam kesakitan sendiri. Kita punya pikiran yang terus berulang sehingga membuat sering menangis, kemarahan tinggi, keinginan membalas, atau membuat kita tidak terkendali.
Dampaknya terhadap kehidupan kita dari berbagai sisi, yaitu:
Pikiran
Otak akan terus menyimpannya. Padahal, hal itu terjadi saat kita masih kecil, belum terlalu mengerti serta tidak tahu cara memaknai kejadian itu.
Emosional
Emosi saat kejadian merupakan hal yang paling kuat diingat. Apa lagi emosi negatif, berdampak 8 kali lebih hebat. Satu komentar negatif lebih kuat dalam ingatan daripada puluhan komentar positif, kan?
Fisik
Setiap sel dalam tubuh kita seolah punya memori, lo. Jika kita tetap menyimpan kenangan buruk, tubuh kita pun akan merekamnya dan meneruskan ke seluruh bagian. Hormon juga terpengaruh, dan akhirnya muncullah berbagai jenis penyakit yang ternyata terpicu oleh masa lalu.
HEAL
Ya, masa lalu yang tak selesai akan merampok masa depan kita. Maka, untuk menyelesaikannya, kita perlu melakukan beberapa hal yang disebut Pak Martin dengan metode HEAL berikut ini:
Have Hope
Menemukan dan memiliki harapan masa depan itu sangat penting, lo! Harapan dapat memberikan afirmasi dan motivasi. Dengan begitu, kita akan mencoba bertahan dan melakukan hal untuk meraih harapan tersebut.
Examine Your Life Line
Dengan menyusun garis emosi kita sepanjang hidup, kita diajak untuk berani menemui diri kita kembali. Kita bisa bertanya pembelajaran apa yang bisa diambil dan mencari potensi yang bisa terus digali.
Assist Your Wounded Inner Child
Cobalah menyelami batin untuk menemui diri kita di masa kecil. Bisa dengan tulisan atau percakapan dengan diri sendiri. Kita dalam sosok dewasa tentu sudah bisa mengubah sudut pandang dari peristiwa yang membuat luka di masa kecil. Sehingga, kita bisa menemani diri kecil kita untuk lebih bahagia.
Live for Others
Kita tidak bisa hidup sendiri. Justru akan selalu merasa terpuruk jika hanya memikirkan diri sendiri. Hiduplah untuk memberi sebanyak mungkin manfaat kepada orang lain agar bisa merasa bahagia.
Bagaimana? Mantap betul ya, materinya? Bagian mana yang paling berkesan bagimu?
Ya bener banget. Memaafkan itu tidak mudah. Pasti ada poin-poin luka yang masih tertinggal. Itu yang kadang bikin orang nggak bisa lepas hidup dari bayangan masa lalu yang menyakitkan.
BalasHapusmemaafkan, proses yang butuh waktu dan butuh jiwa yang benar-benar terbuka lapang.
BalasHapuspadahal jika kita bisa memaafkan pasti hati kita jadi lebih tenang ya.
Aku dulu merasa bahwa kesalahan itu harus dihindari untuk terulang tapi entah kenapa kesalahan itu terus menghantui, ternyata ada tahapan yang terlewatkan, yaitu aku belum memaafkan kesalahan masa lalu. benar sih susah, tapi harus diupayakan ya mbak
BalasHapusBelajar dari masa lalu, dan jadikan sebagai pengalaman. Tinggal bagaimana memaafkan masa lalu itu
BalasHapusKalau aku tuh pernah mengalami inner child yang terus terngiang-ngiang. Kadang ada trauma, kadang juga ada dendam membara. Namun, pelan-pelan saya mencobai berdamai dengan semua itu. Dan memaafkan ialah pilihan terbaik meski sangat sulit untuk dilakukan.
BalasHapusAh iya, memaafkan itu kadang yang paling susah ya mbak
BalasHapusPadahal inner child baru bisa hilang kalau kita mau memafaakan
Memang mudah diucapkan namun kadang sulit dilakukan. Memaafkan sebenarnya untuk kebaikan diri kita sendiri sih emang.
BalasHapusMasya Allah :(( ini bener2 ngena banget sih di hati. Karena aku termasuk orang yang susaah banget mau memaafkan. Padahal aku jg sering minta maaf ke orang lain. ngga adil rasanya yaa, tapii emang harus dilatih
BalasHapusMemaafkan ini salah satu proses yg nggak mudah. Kadang sudah berusaha buat memaafkan tetapi terasa masih saja ada yang mengganjal di hati.
BalasHapusMemaafkan itu memang berat ya mba butuh waktu agar bisa menerima apa yg dialami. Tp seiring waktu insha Allah semua bisa clear. Mksih mba udah dpt bsnyak insight...
BalasHapusBagus banget materinya, Mbak. Memaafkan memang sulit, apalagi pada yang sampai menimbulkan luka hati sedemikian dalam. Masih teruuuuus belajar dan berusaha untuk itu.
BalasHapusSepanjang membaca, aku jadi ikut mencoba melekatkan si ujung ibu jari dan ujung jari tengah itu. Iya ya, saat berusaha berkata sesuatu yang nggak benar, jadi nggak nyaman saat kedua jarinya dipisahkan.
BalasHapusdari pengalaman hidup, memaafkan adalah proses pnjang yang ngebuat hidup lebih tenang dan bahagia walaupun memang susah untuk melupakan
BalasHapusSetuju banget, memaafkan pada dasarnya membuat hati lebih tenang biar gak overthingking mulu kan yaa.
BalasHapusmemaafkan diri sendiri, salah satu yang masih sulit dilakukan.
BalasHapusMemaafkan itu memang nggak mudah. Kita hanya sekadar melupakan sesaat saja. Namun jika nggak tuntas healing nya maka kita akan kesulitan memaafkan ya kak.
BalasHapusMakasih sharing materinya, memaafkan itu memang nggak semudah diucapkan, kadang seperti sudah memaafkan eh kesentil dikit, luka lagi emosi lagi hehehe perlu upay keras nih buatku
BalasHapusBetul sekali, memang pada dasarnya kita ini makhluk social yang saling membutuhkan~
BalasHapusBerat rasanya ya untuk memaafkan orang yang sudah sangat menyakiti hati kita tapi kita memang selamanya tidak bisa 'sembuh' jika masih belum bisa memaafkan
BalasHapusMemaafkan tidak semudah mengucapkannya. Banyak hati yang masih terluka walaupun mulut terucap beda. Kembali lagi yah kak dengan kematangan emosi kita. Wah aku mesti banyak belajar lagi nih
BalasHapusHealing banget kontennya mba Farida <3. Aku jadi belajar banyak tentang memaafkan :'
BalasHapusSharing dari bu Naftalia ini jleb banget sih.. suka sama HEAL nya.. jadi mudah mengingat :)
BalasHapuswaah aku mau tes kejujuran hati, penasaran. Soalnya ada beberapa kejadian yang aku rasa aku udah memafkan tapi enggak tau beneran memaafkan atau belum. Makasih tipsnya...
BalasHapusSangat mudah memang kata 'maaf' itu diucapkan tetapi sulit aplikasinya
BalasHapusMulut bilang maaf tapi sikap kadang sebaliknya
Pelan pelan berjalan
Memaafkan bukan berarti melupakan, noted, Kak. Aku setuju dengan pernyataan itu. Akupun mencoba untuk memaafkan someone yang pernah menorehkan luka di batinku. Walopun agak sulit karena dilakukan oleh keluarga terdekat, yaa
BalasHapusAq suka ungkapan memaafkan tapi bukan berarti melupakan, kita nggak akan lupa atas apa yang terjadi tapi kita bisa berdamai dengan keadaan dengan memaafkan masa lalu.
BalasHapusDan untuk hidup bahagia, maka dianjurkan sebelum tidur kita memaafkan orang2 yg sudah berbuat salah pada kita hari itu, agar kita bisa tidur dengan hati seringan awan
BalasHapusHehehehe.... Karrna kalau masih menyimpan dendam atau perasaan belum ikhlas.
BalasHapusRasanya ada yang mengganjal sehingga kita tidak bisa tertawa lepas ya mbak ��
Kalau saya sih pastinya bagian menyentuhkan ibu jari ke jari tengah. Terasa sih emang bedanya. Langsung saya praktekan soalnya. SIUP sih.
BalasHapusMakanya kata orang2, memaafkan jauh lebih utama dibanding minta maaf ya.
BalasHapus