Apakah kamu selalu memasang target Ramadan setiap bulan mulia ini akan tiba? Kalau aku pribadi, untuk bidang kepenulisan, kebetulan targetnya bukan kubuat sendiri, melainkan memang ada faktor eksternal yang membuatku harus menyelesaikan dua naskah novel sepanjang Ramadan ini. Novel apa dan kenapa? Ini penjelasannya!
1. Lagu Pengantar Tidur Mayat
Membaca judulnya aja, kamu pasti bisa menebak bahwa ini merupakan novel horor. Ya, naskah novel ini menjadi salah satu target Ramadan yang harus kurampungkan karena sedang mengikuti lomba novel digital di platform Kwikku yang bertema "Kisah Gaib Pesantren". Lomba ini batas waktu pendaftarannya hingga 4 April 2024. Jadi, mau enggak mau, ya harus kelar saat Ramadan ini, dong.
Oh, iya. Betul banget! Dari temanya, kamu bisa meraba bahwa genre spesifik dari novel horor ini adalah horor religi. Serius nih, mau lanjut menulisnya? Kan, dunia film horor Indonesia lagi dapat sorotan tajam karena memasukkan nilai-nilai agung Islam? Sampai-sampai, MUI melarang penayangan film Kiblat.
Aku sebenarnya termasuk orang yang enggak suka genre horor, termasuk horor Indonesia. Enggak suka bukan berarti benci atau menganggapnya sebagai genre yang salah, melainkan lebih kepada karena jarang menemukan cerita horor yang sesuai seleraku.
Nah, horor religi sesungguhnya sebuah pintu masuk yang bagus. Bikin aku bersedia menilik lebih lanjut isi cerita dalam film atau novel bergenre ini, selain horor psikologi. Makanya, begitu ada tantangan dari Kwikku dengan tema tersebut, aku jadi ingin mewujudkan sebuah cerita yang seenggaknya aku suka membacanya.
Cerita Horor Islami yang Baik Itu Seperti Apa, Sih?
Tentu aja, ini subyektif banget, ya. Namun, kalau aku diminta menjabarkan seperti apa kisah horor islami yang ideal menurutku, ada beberapa kriteria berikut ini yang kuajukan:
a. Berlandaskan Tauhid
Cerita harus dibangun di atas pemahaman tauhid yang benar. Ia wajib mengandung unsur-unsur yang meningkatkan keimanan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, seperti keberadaan jin sesuai dengan ajaran Islam, kekuasaan Allah, dan pentingnya doa serta perlindungan dari Allah dalam menghadapi kejahatan.
b. Edukasi Akhlak dan Moral
Selain mengutamakan tema tauhid, cerita juga sebaiknya mengandung pesan moral yang kuat, seperti pentingnya sabar, jujur, dan berbuat baik kepada sesama. Sebab, ilmu dan amal sejatinya yang memperkuat keimanan itu sendiri. Cerita bisa menjadi sarana untuk menyampaikan ajaran Islam tentang bagaimana seharusnya berinteraksi dengan sesama makhluk hidup, termasuk jin.
c. Penggunaan Unsur Horor Secara Bijak
Meskipun tetap menghadirkan suasana tegang dan misterius, penggunaan unsur horor enggak boleh memberikan kesan akhir ketakutan berlebihan kepada zat gaib selain Allah Subhanahu wa ta'ala. Walaupun misalnya dalam jalan ceritanya ditunjukkan sang protagonis sempat merasa takut, tetap akhirnya sang pembaca/penonton harus bisa menangkap bahwa ketakutan itu enggak boleh dibiarkan dan tahu bagaimana cara mengatasinya.
d. Menghindari Penistaan Agama
Namanya ada pihak yang berusaha menjauhkan protagonis dari kebaikan, sangat mungkin salah satu usaha antagonisnya adalah dengan melecehkan ajaran agama. Dalam hal ini, perlu hati-hati dalam bercerita agar penggambarannya tidak sampai membuat sang kreatornya justru dianggap menistakan agama.
e. Tidak Menjadikan Kesyirikan Sebagai Solusi
Meskipun di dalam cerita mungkin terdapat unsur sihir, santet, atau praktik khurafat lainnya yang bertentangan dengan ajaran Islam, tetapi hal-hal tersebut harus diposisikan sebagai hal yang buruk dan bukan menjadi alat bagi protagonis untuk menyelesaikan masalahnya.
Apakah Orang Salih Tidak Pernah Diganggu Jin?
Banyak protes yang terlontar kepada film horor religi karena menyoroti adegan orang-orang salih yang diganggu jin. Apa iya, seharusnya orang salih itu kebal dari gangguan makhluk gaib? Sebenarnya, enggak juga, kok.
Bahkan, Rasulullah Salallahu alaihi wasalam pun berkali-kali diganggu mereka. Saat salat, isra' mi'raj, atau sampai lupa apakah sudah menyetubuhi istrinya atau belum. Cuma, jelas level jin pengganggunya beda sama yang mengganggu orang kebanyakan seperti kita. Dan, akhirnya tetap beliau mampu mengatasi gangguan itu, dong.
"Orang baik enggak mungkin punya musuh"? Apa iya? Tetap aja, orang baik itu musuhnya orang jahat. Namun, ibaratnya penjahat yang mengganggu kita mungkin selevel preman pasar, maka penjahat yang mengganggu Rasulullah bisa dianggap selevel mafia.
Seharusnya, itu bukan alasan bagi kita untuk takut jadi orang baik dan semakin baik, kan? Yang penting, kita harus mempelajari bagaimana agar terlindungi dari kejahatan mereka. Cita-cita tertinggi setan itu bukan membunuh kita, kok. Namun, memalingkan kita dari kebaikan dan kebenaran.
Jadi, aku enggak masalah ya, jika ada adegan orang-orang baik yang diganggu jin, bahkan sampai kalah. Sebab, memang iman kita itu naik-turun. Yang penting, ya dijaga akhir ceritanya jangan sampai bikin orang makin takut sama jin, seperti yang aku sebutkan sebelumnya. Contoh film horor religi yang baik menurutku adalah film Qodrat yang sudah memenuhi kriteria di atas.
Baca Novel Horor Religi Karyaku di Mana?
Novel ini bercerita tentang Aisha yang sejak kecil memiliki kemampuan menyadari kehadiran makhluk gaib. Sejak ibunya meninggal, kemampuan ini semakin mengganggu, sehingga dia memutuskan belajar di pesantren untuk mengatasi hal tersebut. Sayangnya, dia justru menghadapi tantangan lebih besar di sana.
Aku menyusun novel ini berkolaborasi dengan seorang santri yang masih aktif belajar di pesantren. Jadi, karya kami ini bisa kamu nikmati di akun Kwikku miliknya, yaitu Hideyo Sakura. Semoga kalian suka, ya!
2. Ayugesa
Sebagian dari kamu mungkin sudah tahu bahwa novel Ayugesa sudah beredar sejak 2020 dalam bentuk dua seri, yaitu Seri Gesa dan Seri Ayu. Nah, berhubung memang aku enggak ada ikatan kontrak dengan penerbitnya saat itu, serta juga enggak melanggar syarat dan ketentuan lomba novel yang diadakan Tinlit.com dan Novelindo Publishing, maka novel ini berpartisipasi dalam ajang tersebut. Habis, genrenya pas banget, yaitu romance true story.
Alhamdulillah, Ayugesa berhasil meraih juara 2 dan akan diterbitkan. Pihak Novelindo Publishing memintaku untuk menyunting ulang novel ini dan menambahkan bab baru. Tenggat waktunya adalah sebelum Idul Fitri tahun ini. Jadi deh, novel ini sebagai target Ramadan juga.
Buat kamu yang belum punya novel Ayugesa baik Seri Gesa maupun Seri Ayu, mending order sekarang, deh, mumpung masih ada stok. Kali aja novel ini bakal kaya versi cetakan pertama Harry Potter yang jumlahnya terbatas, banyak diburu, dan harganya jadi selangit. Boleh dong, halu sedikit. He he he.
Buat yang sudah punya novelnya dan pasti penasaran kelanjutan kisah Ayugesa yang menggantung itu, tunggu jawabannya di cetakan kedua, ya! Novel ini akan menjadi versi gabungan dari Ayugesa Seri Gesa dan Seri Ayu yang telah disunting, plus tambahan kisah tentang apa yang terjadi pada Ayugesa selama empat tahun ini.
Jadi, apa target Ramadanmu tahun ini?
Ramadhan tambah produktiv ya, Kak. Baca novel bisa menambah wawasan dan pengetahuan juga. Setidaknya ada hal bermanfaat yang dilakukan saat ramadhan. Target ramadhan tahun ini lebih ke menata diri agar lebih baik setelahnya
BalasHapusAamiin..
HapusSemangat Mbak. Semoga selesai novel-novelnya sebelum tenggat waktu yah...
BalasHapusBtw...aku belum pernah nih baca novel horor. Takut ga ya bacanya? Jangan-jangan langsung loncat ke bab akhir, biar tahu endingnya...
Baca aja, deh..
HapusBulan Ramadhan tetap harus produktif dong. Bahkan membaca buku atau sejenisnya juga bermanfaat untuk mengisi waktu luang. Daripada cuma rebahan doang ye kan. BTW soal film horor Indonesia, sekarang konsepnya kenapa selalu menyinggung soal akidah ya. Bagi orang awam bahaya bisa ditelan mentah-mentah. Semoga dengan adanya boikot salah satu film horor ini, industri perfilman Indonesia semakin lebih baik lagi,
BalasHapusAamiin..
HapusKalau saya tiap Ramadan tidak ada target, Mbak.Jadi mengalir saja. Dan Mbak Farida keren ada target untuk menyelesaikan novel. Semangat, Mbak. Semoga selesai novelnya tepat waktu.
BalasHapusSemoga, ya
Hapuswaah novelnya bisa memperdalam keimanan banget ya kak. Bisa jadi pilihan untuk mengisi waktu luang. Sinopsis ceritanya juga membuat kita jadi ingat tentang dosa dan menjalankan hidup sesuai dengan ajaran agama yah
BalasHapusSemoga begitu
HapusNovelnya religius nih, cocok buat nemenin saat buka puasa. Biar pikiran tetap positif dan kita selalu fokus, Solusinya ya cuma baca novel
BalasHapusBaca, yuk!
HapusWah, makin produktif ya di bulan ramadan ini. Selamat untuk novelnya yang berhasil memenangkan lomba novel. Tetap semangat berkarya ya mbak.
BalasHapusSemangat!
HapusWhah alhamdulillah produktif sekali Ramadannya, bahkan bisa menjadi salah satu Ramadan yang berkesan karena bisa merampungkan dua naskah untuk dua jenis novel dengan genre yang berbeda. Salut
BalasHapusSemoga beneran rampung
Hapussetuju kak, usung genre horor boleh tetapi jangan yang menistakan agama. cuss yang bermanfaat aja bikinnya, biar jadi amal jariyah bukan cuan semata
BalasHapusAamiin
HapusKeren banget target kerjaannya kak. Salut buat kerjaannya sbg editor buku. Jadi kakak bisa membaca isi novelnya terlebih dulu sblm diterbitkan. Apalagi diberikan tugas menambahkan bbrp bab biar lbh kece lagi.
BalasHapusWah ga sabar lagi pengen baca novelnya tuh kak. Smg bs lekas terbit dan novelnya laris manis ya kak.
Saya penulisnya, mas
HapusWiii judulnya aja bikin merinding. Jujurly aku ngga pernah baca horror religi, tapi emang harus tetep memberi edukasi akhlak dan moral. Apalagi sekarang film horror Indonesia juga masih jadi sorotan yang membawa unsur religi.
BalasHapusIya, sih..
HapusSoal target Ramadhan, biasanya sih aku targetnya soal ibadah ya. Cuma memang nggak mudah buat menyelesaikannya.
BalasHapusKalau target kakak terkait kepenulisan, apalagi horor. Duh aku tuh menyerah kalau baca cerita-cerita horor. Suka kebayang-bayang soalnya. Serem.
Semoga targetnya tercapai, ya
HapusBulan Ramadhan tahun ini diriku ga ada target. Krn biasanya klo ditarget jg melenceng jauh, jadi ya sudahlah....mengalir aja gitu..
BalasHapusSemoga seluruh amal kita diterima, ya
HapusWaahhh keren banget kak selalu punya target di bulan Ramadan. Meski puasa tetap produktif ya. Aku malah lemes terus mau nulis harus dipaksakan terus nih 😂 judulnya aja udah bikin merinding 😮
BalasHapusAyolah nulis...
HapusTarget ramadanku lebih ke memperbanyak menjalankan perintah Nya aja sih Kak. Secara sadar betul apapun pun saya ini masih serba kurang. Masih suka iri lihat milik orang, masih suka ngedumel manakala mendapatkan kegagalan, dan sebagainya. Semoga penyakit hati itu segera bisa saya hilangkan. Itu saja sih target terdekat saya mah
BalasHapusSemoga tercapai. Aamiin..
HapusSemangaat Mbaak! Keren deh, bisa menggarap dua novel sekaligus. Biasanya berapa lama nulis satu novel, Mbak?
BalasHapusBulan Ramadan ini saya juga garap buku anak. Mudah-mudahan target kita tercapai ya, Mbak.
Biasanya satu novel sebulan. Semoga target kita tercapai, ya
HapusSaya team yang ga pernah lihat nonton film horor, ngeri suka kebayang-bayang apalagi kalau sudah berkaitan dengan agama-agama gitu suka bingung, btw semangat mba untuk buku cetakan keduanya, penasaran sib tapi ngeri ga mba cerita dibukunya
BalasHapusHarus ngeri, sih. Tapi untuk jadi cerita horor religi yang baik kan closingnya kudu edukatif juga, ya
HapusTarget Ramadan tahun ini sih pengennya ngga bolong tarawih sama sekali huhu tapi udah bolong duluan dua harii karena sakit :(( sedih, tapi bismillah semoga bisa menutup Ramadan dengan akhir yang baik
BalasHapusAamiin..
HapusDuh, penasaran sama Lagu Pengantar Tidur Mayat. Btw, aku juga ngerasa kalo film horor Indo itu alurnya suka berlebihan. Sebagai penggemar film horor, ya aku juga suka pilah-pilih yg sesuai selera.
BalasHapusGoodluck buat lomba Kwikku nya ya, Mbak.
Wah aku baru tahu kalau ada juga ya novel horor berbasis islami... ada syarat dan kategorinya juga hehe
BalasHapusProduktif banget sih, Mba. MasyaAllah. Bahkan di bulan Ramadan ini menayangkan novel horor religi. Butuh banget sih karya-karya bergenre horor yang "benar" dan nggak sekadar menakut-nakuti tapi nggak punya landasan pemahaman (kalau melirik apa yang terjadi di kancah medsos belakangan ini soal film horor tanah air). Lancar selalu proses berkaryanya ya, Mba.
BalasHapusMantap Mbak, target Ramadannya kelas berat nih, hehehe...
BalasHapusKalo yang Ayugesa saya sempat mengikuti, makanya jadi penasaran gimana ending-nya nanti dalam extended version.
Semangat mbak, deadline mepet-mepet semua. Semoga lancar ya...
BalasHapusKeren banget...
Waahhh keren banget kak selalu punya target di bulan Ramadan. Meski puasa tetap produktif ya.
BalasHapuswaahh jadi Ramadan ini ngebut ngerjain 2 proyek besarnya ini ya Mbak? Kereen banget nih, semoga dimudahkan ya Mbak urusannya, ide lancar jaya selalu untuk bisa merampungkan keduanya.
BalasHapusKeren nih mbak Farida, target Ramadannya kelarin proyek penulisan novel. Judulnya juga gak umum, bikin penasaran.
BalasHapusWuih, keren ini Kak Farida. Ayo semangat, semoga novelnya selesai sebelum Idul Fitri ya. Penasaran sih sama isinya dan pengen ikutan baca. Cuma aku gak bisa baca novel yang horor :(( Syedih
BalasHapusKeren Mbak bisa nulis novel horor. Saya juga baru tahu sih kalau film horor Islami itu genre yang bagus. Tujuannya untuk mengedukasi. Jadi tidak memanfaatkan agama hanya untuk bikin seram-seraman saja yang akhirnya malah jatuh syirik.
BalasHapusSeneng banget lihat kak Farida begitu produktif saat puasa Ramadan kemarin. Aku jadi iri deh bisa seproduktif itu meski lagi puasa. Semoga kita dipertemukan kembali dengan Ramadan tahun depan ya kak. Smg lbh produktif lagi dibanding Ramadan kemarin.
BalasHapus