Judul di atas merupakan tajuk gelar wicara yang diselenggarakan Rukun Jiwa pada Sabtu, 24 Agustus 2024 lalu. Rukun Jiwa sendiri merupakan sebuah gerakan agar kita bisa berhenti sejenak untuk memperhatikan jiwa, agar lebih mengenal dan memahami diri sehingga mengetahui apa yang dibutuhkan jiwa untuk menjadi versi terbaik.
Dimoderatori oleh Kak Nunik yang interaktif, diskusi berdaging ini menghadirkan dua narasumber hebat. Salah satunya adalah Kak Awam Prakoso yang merupakan pendiri Kampung Dongeng Indonesia, peraih KPAI Award: Tokoh Perlindungan Anak, serta penulis buku 20 Cerita Dongeng. Dan, Kak Tedi Kartino yang merupakan koordinator Kampung Dongeng Jawa Tengah sekaligus motivator ABCo Motivatindo.
Menyelaraskan Emosi dalam Kehidupan Berkeluarga
Mengawali obrolan, Kak Awam Prakoso menyampaikan bahwa sebagai manusia, kita harus memahami esensi keberadaan kita di dunia ini. Al-Qur'an telah memberikan arahan bahwa kita harus berkarya dan berkontribusi, memanfaatkan setiap potensi yang telah dianugerahkan, termasuk emosi yang menjadi bagian integral dari diri kita. Marah, jijik, takut, bahagia, sedih, dan terkejut adalah emosi yang perlu kita kelola dengan baik dalam menjalani kehidupan, terutama saat menjadi suami dan istri.
Pernikahan merupakan salah satu sunnah yang dianjurkan. Di dalamnya, suami dan istri membawa bekal emosi dengan takaran yang berbeda. Memahami dan mengenali takaran emosi pasangan adalah langkah awal untuk menciptakan harmoni dalam rumah tangga. Di awal pernikahan, komunikasi mengenai emosi masing-masing sangat penting agar kedua belah pihak bisa saling menyesuaikan dan menghargai perbedaan yang ada.
Usia pernikahan bukan hanya dilihat dari sisi biologis, tetapi juga dari sisi emosional, seperti ketika seseorang mencapai baligh dan akil. Kedewasaan emosional ini yang menjadi pondasi dalam menghadapi berbagai situasi yang muncul dalam kehidupan pernikahan.
Menyikapi Masalah dengan Bijak
Tidak semua masalah harus diselesaikan oleh kita. Terkadang, masalah yang kita hadapi hanya mampir sejenak dan akan berlalu dengan sendirinya. Ada masalah yang memang hanya bisa diselesaikan oleh Allah, dan kita harus bijak dalam memilah mana yang menjadi tanggung jawab kita dan mana yang harus kita serahkan kepada-Nya. Saat kita menghadapi ujian hidup, kita harus ingat bahwa ujian tersebut tidak akan melampaui kemampuan kita. Dengan begini, orang tua akan tetap terjaga kewarasannya.
Pernikahan: Sebuah Perjalanan Panjang
Pernikahan sering dianalogikan sebagai perjalanan seorang nelayan yang berlayar. Kita tidak pernah tahu apakah kita akan kembali dengan selamat atau tidak. Dalam perjalanan ini, kita hanya bisa berpegang pada tali langit, yaitu keyakinan dan doa kepada Allah. Di dalam pernikahan, suami dan istri harus saling mendukung dan menghadapi masalah bersama, bukan menyerahkan masalah tersebut sebagai beban pasangan.
Parenting: Mencari Rumus Kebahagiaan Keluarga
Parenting tidak bisa diajarkan dengan cara yang sama untuk setiap keluarga. Setiap keluarga memiliki dinamika dan tantangan yang berbeda. Oleh karena itu, penting bagi setiap pasangan untuk menemukan rumus kebahagiaan yang sesuai dengan keluarga mereka.
Kunci kebahagiaan anak-anak ada pada ibu, karena ibu adalah sumber ketenangan dan kasih sayang di rumah. Stimulasi berpikir yang luas dan teladan yang baik dari orang tua sangat penting dalam membentuk karakter anak.
Menghadapi Ujian dengan Sikap Positif
Selanjutnya, Kak Tedi Kartino menambahkan bahwa saat menghadapi masalah, pikiran positif membantu kita menemukan solusi dengan lebih mudah. Positif pikiran membuat kita cerdas dalam menyelesaikan masalah.
Sementara positif perasaan mengajarkan kita untuk sabar. Dengan fokus pada nikmat yang kita miliki dan selalu bersyukur, nikmat tersebut akan semakin bertambah. Keberanian untuk tetap positif dalam pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan adalah kunci untuk mengatasi setiap tantangan yang datang.
Dalam kehidupan berkeluarga, saling memberikan berkomunikasi dan memberi contoh tindakan dengan cara yang baik tanpa harus diperintah adalah fondasi untuk menciptakan kebahagiaan yang langgeng.
Dengan demikian, kita bisa mengubah masa lalu menjadi sesuatu yang menyenangkan. Caranya, memilih tindakan terbaik di masa sekarang. Dengan begitu, masa kini yang kita jalani akan menjadi masa lalu yang indah untuk dikenang di masa depan.
Anda siap mengubah masa lalu?
like i wish i could mba mengubah masa lalu, pastinya banyak hal yang bisa dilakukan dengan benar, btw menjaga kewarasan bagi orangtua terutama seorang ibu memang sangatlah penting karena ibu ini rentan dengan penyakit mental seperti depresi dan anxiety
BalasHapusKalau masalah tidak terselesaikan biasanya akan menggumpal dalam pikiran lama-lama bisa depresi ya? Persoalan rumah tangga maupun hal lain tentu saja seharusnya lekas diatasi. Kalau ga sanggup mungkin bisa berkonsultasi pada psikolog. Terutama ibu-ibu yang rentan jiwa raganya mesti dibersamai oleh suami maupun keluarga terdekat.
BalasHapusNah ini masih PR banget sih bisa memahami dan mengenali takaran emosi pasangan. Emang penting banget agar bsia saling menghargai perbedaan dan menyikapi tiap masalah dengan bijak. Karena pernikahan itu adalah ibadah seumur hidup.
BalasHapusMenjaga kewarasan orang tua, temaa bagus sekali ini...makin ke sini jadi orang tua memang makin sulit buat jaga kewarasan kita . Hiks. Syukurnya ada gerakan semacam Rukun Jiwa , sebuah gerakan agar kita bisa berhenti sejenak untuk memperhatikan jiwa,
BalasHapusTapi saya ngerasa banget di awal pernikahan di tahun tahun pertama, sangatlah banyak belajar memahami emosi masing masing
BalasHapusBahkan sampai sekarang sih
Namun saat ini bisa lebih mudah mengutarakan
Masih berusaha untuk tetap berpositif thinking terkait hal apapun yang dialami dalam perjalanan bahtera rumah tangga
aku suka banget paragraf terakhir. Orang tua ada yang membawa kenangan buruk dari masa lalunya, itu yang membuat keraguan atau bahkan kekerasan dalam keluarga berulang. Dengan hidup di masa kini, memilih untuk bahagia, bakal mencetak masa lalu yang lebih indah di benak anak-anak kita nanti.
BalasHapusMenjaga kewarasan orangtua sangatlah penting ya mba. Apalagi setiap orangtua pasti memiliki masa lalu yang beragam. Terkadang, ada yang belum selesai sama trauma atau hal-hal dimasa lampau menghantui serta menyulitkan kita dalam bersikap dan bertindak.
BalasHapusEvent talk show ini tentu sangatlah bagus, ksrena mengubah masa lalu dengan penuh kesadaran adalah baik untuk masa mendatang. Apalagi pola pengasuhan anak dan rumah tangga perlu dipersiapkan banget.
Talkshow yang menarik ini kak, karena ada batasan tentang parenting dan pernikahan, sehingga untuk yang akan memasuki kehidupan pernikahan bisa makin siap lagi
BalasHapusItulah kenapa kejadian tidak menyenangkan di masa lalu saat saya kecil, sebisa mungkin saya hindarkan dari anak. Jangan sampai anak saya mengalami hal tidak menyenangkan seperti saya dulu
BalasHapusSebagai orang tua saya harus bisa membahagiakan anak dengan segala kondisi. Supaya kelak, anak tidak punya trauma atau perjuangan yg belum tentu bisa dilakukan nya seperti perjuangan saya dulu
Seru nih, ngobrolin parenting, kewarasan jiwa dan pernikahan dari sudut pandang Bapak bapak. Biasanya suka iBuuukk teruus kan ya.. Dan kalau dari bapak gini, seharusnya acaranya dihadiri oleh pasutri yaa.. Agar sama-sama belajar untuk "memahami" pasangan, saling bantu dan sama-sama "berubah" untuk menjadi versi terbaik dari pasangan.
BalasHapusLuar biasa nih bagi pasangan yang sudah melewati masa2 gundah gulana dan harus saling menyesuaikan diri. Ketika ayah dan ibu bisa berperilaku dengan tenang, anak2 pun akan meneladani kenyamanan dalam berkomunikasi ini. Setiap masalah ada solusinya dalam keluarga. Masalah untuk dipecahkan bersama2 yaaa... bukan untuk dibebankan pada salah satu saja.
BalasHapusAcaranya menarik juga, meski aku sudah punya ekspektasi bakal banyak Insight keren sih. Pengisi talk show adalah orang yang memiliki kapabilitas di bidang masing-masing. Nah kalo moderatornya udah familiar sih.
BalasHapusBtw, aku setuju dengan mba Ida, kalo perjalanan hidup kita hanya bisa berpegang pada tali langit, yaitu keyakinan dan doa kepada Allah. Begitu pula dengan pernikahan, sepanjang dua orang yang udah memiliki komitmen menyatukan cinta, berpegang pada dua hal tersebut pun bakal selamat. Meski perjuangan tak akan pernah berhenti karena kehidupan akan selalu memiliki ujiannya masing-masing
Acara yang menarik dan bermanfaat
BalasHapusMenjaga kewarasan orang tua itu perlu
Agar orang tua bisa menjalankan peran pengasuhsnnya dengan baik
semoga kita tergolong orang yang selalu fokus pada nikmat yang kita miliki dan selalu bersyukur ya, mbak.
BalasHapusMenjaga kewarasan mmg perlu mbak, bukan buat yg suami istri sj. Yg single kyk aku yg kadang gundah gulana mesti jaga kewarasan jg
BalasHapusapa ada di tiap daerah? Pengen ikutan 😃
BalasHapusMaterinya bagus ya mba, namanya berkeluarga ada pasang surutnya, tapi dengan komunikasi semoga langgeng selalu