header permata pengalamanku

Ulasan Personal: Film Her (2013)

6 komentar

film Her

Membaca artikel Mbak Dhenok Hastuti tentang Joaquin Phoenix, aku jadi teringat dengan filmnya yang belum disebutkan dalam artikel tersebut, yaitu Her (2013), yang saat ini bisa ditonton di Netflix. Sambil menikmati penampilannya yang sedang hangat sekarang di Joker: Folie à Deux, yuk bahas film satu ini yang sangat memukauku sampai sekarang. Eh, tanya kenapa?

Film Her karya Spike Jonze adalah salah satu film yang membawa kita untuk merenungkan tentang cinta di era digital. Film ini bercerita tentang Theodore Twombly (diperankan oleh Joaquin Phoenix), seorang pria kesepian yang jatuh cinta dengan Samantha (disuarakan oleh Scarlett Johansson), sebuah sistem operasi berbasis kecerdasan buatan (AI).

Kisah yang Emosional dan Dekat dengan Realita

Dari awal hingga akhir, Her memberikan gambaran yang mendalam tentang hubungan manusia dengan teknologi. Di dunia di mana orang sering merasa terasing, Theodore menemukan kenyamanan dalam hubungan dengan Samantha. 

Walaupun Samantha hanyalah sebuah program, interaksi mereka terasa nyata dan menyentuh hati. Hubungan ini membuatku berpikir ulang tentang bagaimana teknologi semakin menyatu dalam kehidupan sehari-hari kita, bahkan hingga ke dalam aspek yang paling intim seperti cinta.

Ini film yang introver banget. Namun, herannya, aku sama sekali enggak bosan mengikuti alur ceritanya meskipun sangat didominasi dengan kesepian, kesendirian, dan introspeksi.

Kepiawaian Akting Kedua Pemeran Utama

Joaquin Phoenix menunjukkan kemampuan akting yang luar biasa dalam perannya sebagai Theodore. Dia berhasil menampilkan karakter yang rapuh, kesepian, dan sangat manusiawi. Aku suka banget caranya menyampaikan perasaan tanpa harus banyak berbicara. Ekspresi wajah dan gerak tubuhnya sudah cukup menggambarkan. Di tangan aktor lain, karakter ini mungkin terasa berlebihan atau berjarak, tetapi Phoenix menjadikannya sangat relatable dan simpatik. Dan, penampilan fisiknya itu, lo! Sampai sekarang, aku masih sulit percaya kalau dia yang main di film ini. Lah, badannya berisi, berkumis lebat, berkacamata, mana postur tubuhnya jadi lembek gitu.

Sedangkan Scarlett Johansson, memang cuma hadir sebagai suara. Namun, efeknya bikin apotek tutup, dong. Enggak ada obat! Suara yang hangat, menggoda, dan penuh rasa ingin tahu, membuat interaksi antara Samantha dan Theodore terasa sangat alami. Ada kedalaman emosional yang dia bawa dalam setiap kalimat yang diucapkan, membuat penonton merasa bahwa Samantha adalah entitas yang benar-benar hidup, meskipun dia hanya kecerdasan buatan. Terbukti ya, kalau Johansson ini asli seksi tanpa harus pamer fisik.

Kekuatan Narasi dan Visual

Visual yang digunakan Spike Jonze dalam film ini sangat indah. Kombinasi warnanya ajaib, deh. Nuansa retro ditindas begitu aja dengan jingga menor. Ini salah satu yang bikin aku takjub sepanjang menontonnya.

Setiap adegan ditampilkan dengan palet warna hangat yang membuat kita merasa dekat dengan karakter dan dunia di sekelilingnya. Satu hal yang sangat aku nikmati adalah bagaimana film ini mencerminkan kota futuristik tetapi tetap terasa seperti kota nyata yang kita kenal. 

Musik latar dari Arcade Fire juga memperkuat suasana film, membawa emosi yang mendalam dalam setiap interaksi Theodore dengan Samantha. Musiknya membantuku terhubung secara emosional dengan cerita, seolah-olah aku merasakan sendiri kebahagiaan dan kesepian Theodore.

Refleksi Pribadi tentang Teknologi dan Cinta

Setelah menonton film ini, aku jadi merenung lebih dalam tentang bagaimana teknologi memengaruhi hubungan kita. Film ini mengajukan pertanyaan besar: Bisakah kita benar-benar mencintai sesuatu yang tidak nyata?

Film ini juga yang sedikit banyak menginspirasiku menulis novel romansa yang meraih juara 1 di Forsenbooks Camp 2024. Saat ini sedang proses produksi. Judulnya belum bisa aku sebutkan karena rencananya akan diganti sih, sama penerbit.

Kesimpulan

Her adalah film yang memberikan banyak ruang untuk refleksi. Jika kamu tertarik dengan film yang memadukan teknologi dengan tema emosional yang mendalam, maka Her adalah tontonan yang tidak boleh dilewatkan. Film ini bukan hanya tentang romansa tak biasa, tetapi juga tentang pencarian diri di dunia yang semakin diwarnai oleh teknologi.

Kamu sudah pernah menonton film ini? Bagaimana pendapatmu? Bagi di kolom komentar, ya!

Related Posts

6 komentar

  1. Pernah lihat di IG, SS ChatGPT, ketika seorang ibu curhat ke ChatGPT, seolah AI ini suaminya. Jadi curhat keseharian setelah ditinggal suami. Sedih sih ngebayanginnya...
    Kalau nonton "HER" ini kayaknya aku juga terbawa emosi deh...

    BalasHapus
  2. Gak nyangka film tentang kisah cinta manusia dengan AI bisa begitu menyentuh
    Dan itu suatu keniscayaan
    Sekarang makin banyak orang menarik diri dari kehidupan sosial
    dan asyik hidup dalam dunianya

    BalasHapus
  3. Review seorang visual memang beda dari yang lainnya, ya. Bisa menangkap warna sebagai bagian dari sebuah cerita. Luar biasa. Saya jadi punya sisi lain untuk memahami sebuah film.

    BalasHapus
  4. ah film jadul ini, dulu pernah nonton sekali, lupa dimana xD tapi si program Samantha ini keren sih, bisa menghadirkan kenyamanan untuk orang2 kesepian :D

    BalasHapus
  5. Sebenarnya nih ya, "uhuuuuk", mencintai sesuatu yang tidak nyata sudah banyak terjadi kok di masyarakat, cuma emang di masyarakat kita kurang terbuka. Misal, kelompok yang mencintai karakter anime sampai mau nikah sama karakter pujaannya.

    BalasHapus
  6. Aku udah nonton dong...dah lama pun..karena inj film 2013. Dan nyatanya makin ke sini ada kejadian nyatanya. Teknologi bisa sedemikian memengaruhi kehidupan kita nanti...
    Bagus filmnya...dan asli Scarlett Johansson suaranya aja seseksi ituuu..ga ada obat memang

    BalasHapus

Posting Komentar